Ia menunduk dan memainkan jarinya, pada dasarnya cowo itu sudah menjauhinya apalagi saat ia memberitahunya soal ini nanti.
Mungkin saja mereka bisa kembali seperti dulu, bukan bermaksud mencari kesempatan dalam kesempitan. Atau bisa jadi sebaliknya, tetapi itu hal terburuk yang memiliki sedikit kemungkinan akan terjadi.
Ia membuka ponselnya dan mengirim pesan ke Sean, dari kemarin ia menghujaninya dengan notifikasi sampai kakak kelasnya itu memblokirnya.
Tidak sampai disitu ia menelponinya meminta saran kata-kata seperti apa yang harus dipakainya, cowo itu mengomel dan menyuruhnya mengatakan apa yang terjadi.
Setelah lama memainkan ponselnya ia menaruhnya di kolong meja dan merebahkan kepalanya di meja, orang disebelahnya itu mulai menepuk-nepuk pelan kepalanya.
Beberapa Menit kemudian pintu kelas terbuka dan pelajaran bahasa Indonesia dimulai. Ia menegakkan postur tubuhnya dan meletakkan buku di meja.
Pelajaran sudah memasuki 30 menit tetapi Vivi terlihat masih tidak bisa fokus ke pelajaran, ia terus melihat ke bawah dan sesekali membuka note di ponselnya.
Bu Ana yang sedari tadi sedang menjelaskan juga sadar bahwa salah satu muridnya sedari tadi kelihatan gelisah, ia memberhentikan pembelajaran sebentar.
"Vivian, kamu sakit?"
Merasa namanya dipanggil, cewe itu mendongakkan kepalanya "Ngga kok bu, kenapa ya?"
"Kamu keringetan tuh, pucet pula" katanya khawatir.
Teman sebangkunya menoleh dan menatapnya terkejut, ia reflek menaruh tangannya di kening Vivi. Badannya hangat, padahal tadi ia tidak kenapa2.
"Alana tolong antarkan Vivi ke uks ya"
"Saya gapapa kok bu, Na udah gausah" katanya ke bu Ana dan Alana bergantian.
Bukannya duduk kembali ia malah menarik tangan Vivi lebih kencang. "Iya bu, saya antar"
Lalu menatap Vivi memberi isyarat agar cewe itu cepat keluar bersamanya, Pada akhirnya mereka beranjak dari tempat duduk dan berjalan menuju uks bersama.
"Duduk" katanya.
Ia menurutinya, Alana meraih panadol dari p3k dan mengambil segelas air putih hangat. Ia menaruhnya di meja sebelah kasur.
"Gua beli teh anget dulu, lo minum tuh" Vivi menunjukkan jempolnya, temannya tersenyum.
Ia merebahkan tubuhnya dan merogoh saku roknya, Ia lupa membawa ponsel akibat cepat2 ke uks tadi. Jadi ia mengambil selimut disebelahnya dan menariknya sampai perut.
Karna pelajaran pertama baru dimulai SMA Enha sangat sepi, yang terdengar hanya suara jam dinding uks dan suara bola dari lapangan.
Ia melihat ke samping dan sadar obatnya masih berada di meja dan Alana sebentar lagi akan kembali, Ia mengambil obat dan memegang gelas di tangan satunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐚𝐭𝐲𝐚 𝐀𝐥𝐚𝐬𝐤𝐚 | 𝐩𝐬𝐡 ✓
Fanfiction"𝙡𝙤 𝙝𝙖𝙧𝙪𝙨 𝙡𝙖𝙠𝙪𝙞𝙣 𝙖𝙥𝙖𝙥𝙪𝙣 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙜𝙪𝙖 𝙢𝙖𝙪, 𝙜𝙖𝙖𝙙𝙖 𝙣𝙤𝙡𝙖𝙠" 𝙑𝙞𝙫𝙞𝙖𝙣 𝘼𝙡𝙚𝙨𝙨𝙞𝙖 𝙢𝙪𝙧𝙞𝙙 𝙗𝙖𝙧𝙪 𝙎𝙈𝘼 𝙀𝙣𝙝𝙖 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙨𝙪𝙙𝙖𝙝 𝙢𝙚𝙣𝙙𝙖𝙥𝙖𝙩 𝙢𝙖𝙨𝙖𝙡𝙖𝙝 𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙎𝙖𝙩𝙮𝙖, 𝙤𝙨𝙞𝙨 𝙠𝙚𝙡𝙖�...