#11 Anak baru?

402 57 0
                                    







Dirumah Vivi tetap sibuk mengecek foto yang diambilnya tadi satu persatu, ia memutuskan untuk membuat post pertamanya di twitter sekolah. tetapi kenapa..

"Hah?"

Kenapa fotonya bisa jadi sebanyak ini ㅠㅠ, ia baru sadar saat sedang memisahkan foto Satya dengan yang lainnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kenapa fotonya bisa jadi sebanyak ini ㅠㅠ, ia baru sadar saat sedang memisahkan foto Satya dengan yang lainnya. *dengan alasan agar ketika diminta fotonya akan mudah.

Banyak sekali fotonya, Ia juga tidak tau kenapa hanya memotretnya. Seperti kameranya sendiri yang mengarahkan.

"Ngga ngga, gua mikirin apasi" katanya sambil menampar2 pelan wajahnya.

Sekarang ia sedang mencari2 foto untuk di upload ke twitter sekolah, semakin sering ia memposting semakin tinggi juga nilainya.

Sekarang ia sedang mencari2 foto untuk di upload ke twitter sekolah, semakin sering ia memposting semakin tinggi juga nilainya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah lama menyeleksi foto2 akhirnya ia telah membuat post pertamanya.

Vivi memilih untuk meng-upload foto yang diambilnya saat di perpustakaan sebelum pulang tadi.

Tetapi kenapa, kenapa jumlah likenya hanya sebanyak itu..

Vivi memutuskan untung meng-scroll isi twitternya untuk melihat foto apa yang banyak disukai murid2.

Dan setelah lama melihat Vivi akhirnya berniat untuk mencari foto lain untuk dipost disaat itu juga.

Bagaimana juga Vivi harus mendapat pengakuan atas foto2nya untuk mendapat nilai yang bagus, Semakin banyak penyuka fotonya semakin bagus.

Dengan ini Vivi bisa terus mendapatkan nilai ekskul yang memuaskan.

























Dengan ini Vivi bisa terus mendapatkan nilai ekskul yang memuaskan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

















Vivi menompang kepalanya dengan tangan sambil memerhatikan pelajarannya, matematika membuatnya pusing.

Sebenarnya tadi ia sedang berniat untuk belajar dengan giat tapi semakin lama melihat materinya semakin hilang semangatnya.

Dia melihat di sekelilingnya, mereka semua menganggukan kepalanya sambil menulis2 di buku tulisnya.

Apa hanya dia yang tidak mengerti?

Karena menyerah ia pun hanya melihat temannya yang sambil menyenderkan tubuh ke dinding.




2 jam itu terasa lama sekali, untung saja bel istirahat sudah berbunyi. Dia perlu makan, berpikir membuatnya kelaparan.

Dihari ini mereka bertiga memutuskan untuk makan di pinggir lapangan, tentu saja ini adalah perbuatan Natalie.

Mereka menonton permainan basket yang sedang berlangsung, Dengan Natalie yang sedang sibuk memotret Reyhan dan Alana yang sedari tadi belum menaruh buku pelajarannya ia menjadi bosan.

Akhirnya ia melihat kesekeliling, dilihat dari kejauhan terdapat sosok Satya yang sedang berjalan dipinggir lapangan diikuti oleh 3 murid kelas 10.

Mereka terlihat sedang memberikan kotak makan kepadanya, tentu saja ia mempunyai banyak penggemar.

Tangannya dengan reflek melayang ke mulutnya saat melihat Satya mengambil kotak makan salah satu perempuan itu lalu membuangnya ke tempat sampah di dekatnya.

Ia teringat Satya itu orangnya kejam, karena karena suruhannya itu Vivi menjadi dekat dengannya dan melupakan kalau seperti itu lah dia sebenarnya.

Ya tapi memang lebih menyeramkan para penggemarnya, Vivi sekarang sudah terbiasa menjadi bahan sinisan dan obrolan kakak2 kelas 12.

Berbicara tentang menjadi bahan sinisan sekarang Vivi sedang dipantau anggota2 fanclub Satya, mereka benar2 seperti d!spatch.

Karena merinding ia pun akhirnya memutuskan untuk kembali ke kelas lebih cepat.

"Na Nat, gua ke kelas duluan deh ya. ga enak badan"

"Lo gapapa? mau gua anterin ga?" Kata temannya terlihat khawatir.

"Ngga lo disini aja gua keatas sendiri"

Alana membalasnya dengan anggukan diikuti dengan Natalie yang memberikan minumnya.





Di kelas pun Vivi hanya sibuk memaikan ponselnya, di pelajaran seni ini ia hanya menggambar seadanya saja.

Berbeda dengan teman sebangkunya yang memang menyukai seni, ia sekarang sangat fokus pada lukisannya.

Kesibukannya itu terganggu karena suara2 bisikan dan obrolan orang2 yang sekarang sedang berdiri didekat jendela disebelahnya.

"Na ini kenapa orang2 pada diri?"

"Gatau deh cek aja" katanya sambil menyuci kuas catnya.

Vivi pun beranjak dari tempat duduk lalu mendekati jendela, berdiri sesekali terdorong karena banyak murid yang mencoba melihat juga.

Di lantai 2 dekat ruang osis terlihat perempuan dengan seragam sekolah lain, murid baru lagi pikirnya.

Teman2 sekelasnya terutama yang perempuan terlihat kaget, dan sedih?
. Karena penasaran ia menyipitkan matanya untuk mencoba melihat lebih jelas.

Perempuan itu sedang didampingi seorang cowo, mereka berjalan berdampingan menuju ruang guru.

Itu seperti pemandangan yang semua orang tidak bisa bayangkan. Cowo itu tersenyum sangat lebar, matanya tidak berpaling dari perempuan itu.























"Itu kak Satya kan?"

𝐒𝐚𝐭𝐲𝐚 𝐀𝐥𝐚𝐬𝐤𝐚 | 𝐩𝐬𝐡 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang