Cowo itu berhenti di toko kue terlebih dahulu untuk ibu Mahesa nanti, ia membeli beberapa bolu dan langsung melanjutkan perjalanannya.
Perjalanannya tidak memakan waktu yang lama sebab cowo itu memilih toko dekat rumah temannya itu. Tanpa disadari sekarang motornya sudah terparkir didepan gerbang.
Ia mengambil ponselnya dari saku dan terdapat notifikasi misscall dari pacarnya. Tidak lama setelahnya cewe itu kembali menelfoninya.
"𝘚𝘢𝘳?" Obrolan mereka terhenti, ia mendengar seseorang memanggil pacarnya, suara cowo?
"𝘌𝘩 𝘶𝘥𝘢𝘩𝘢𝘯 𝘥𝘶𝘭𝘶 𝘺𝘢"
Ia menutupnya sebelum Satya bisa menjawab, ia menaikkan satu alisnya dan menaruh helmnya di motor dan berjalan masuk gerbang.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ah untung saja, pikirnya.
Ia mengetuk pintu beberapa kali sebelum disambut oleh temannya itu, Mahesa meninggalkannya masuk duluan dan menyuruh temannya untuk mengunci pintu.
Mereka berdua sudah beteman dari lama sekali jadi rumah Mahesa adalah rumah Satya juga. Ia melangkahkan kaki ke kamar cowo itu dan meletakkan tasnya di dekat meja belajarnya.
Ia mengeluarkan ponsel dari saku lalu mengirim pesan ke bunda, memberitahu kalau anaknya akan pulang agak malam lantaran ia akan berlama-lama dirumah temannya.
"Tumben ga bilang dulu mau kesini, kenapa lo"
Ia duduk menyampingi Mahesa yang sedang fokus pada playstation nya. "Gapapa emang ga boleh?"
"Ya boleh tapi kan harusnya bilang nyokap dulu, biar disiapin makanan"
"Yaelah lo repot-repot banget kayak sama siapa aja"
Matanya lalu ikut tertuju pada layar tv didepannya, mulutnya tiba-tiba berbicara tanpa disadari.