#4 Es teh manis

617 80 1
                                    

*pas kemaren diliat2 ternyata isi 1 part dikit banget ya ㅠㅠ. jadi sekarang aku coba banyakin*









Kegiatan selanjutnya peserta2 MOS SMA Enha diberi waktu 30 menit untuk mendapatkan tanda tangan semua 20 osis.

"Oke kalian baris dulu ya sesuai kelompoknya"

"Kita akan kasi waktu kalian 30 menit  buat minta tanda tangan ke semua anggota osis yang hadir hari ini."

"Dan buat yang nyalin punya temen atau ngga berhasil ngumpulin 20"nya nanti kita sediain hukuman, semoga berhasil" tutup Juan sambil tersenyum.

Vivi dan Natalie pergi berlawan arah, Vivi melakukan kerja yang bagus, dia mengumpulkan tanda tangan para osis lumayan cepat.sedangkan Natalie dia memakai sebagian kecil waktunya untuk memperhatikan Reyhan.

Waktu sudah menunjukkan jam 11.35 yang artinya hanya tersisa 10 menit lagi dan Natalie ternyata menyelesaikan tugasnya lebih cepat dari yang diduga.

"Satu, dua, tiga, empat,.......,delapan belas, sembilan belas." hitung Vivi.

"Sembilan belas, tinggal siapa ya?"

Ia berpikir sejenak untuk melihat2 ke sekelilingnya sambil mengingat2 siapa 1 orang yang belum ia minta tanda tangannya dan ia langsung tersadar.

"Sial, kak Satya"

Vivi mencari2 Satya. Ternyata Satya terlihat sedang duduk dikerumuni murid lain, Vivi menghembus nafas lega, ia menunggu gilirannya.

"Kak Satya"

Satya menoleh, ia melihat Vivi menyodorkan buku padanya.

"Kak tolong tanda tangan disini"

"Ga" katanya singkat. bola mata Vivi membulat.

"Kak Satya"

"Mhm?"

"Ini tinggal kakak aja yang belum"

"Terus?"

Vivi kaget dengan apa yang Satya ucapkan, Ia mulai frustasi. Di sisi lain Satya hanya duduk meminum minumannya tanpa memedulikan Vivi.

"Kak-"

"Ga"

Vivi berjalan dari Satya untuk berpikir sejenak. Ia jongkok sambil mengacak2 rambutnya memikirkan cara mendapat tanda tangan Satya tidak memedulikan murid2 yang berjalan melaluinya.

*ting*

Ada ide cemerlang di kepala Vivi, akhirnya ia mendatangi Satya lagi.

"Kak"

Satya menoleh.

"Pls isi ini aku bakal lakuin apa aja yang penting ini isi dulu, tolong kak" Vivi memasang wajah memelas.

"Apa aja?"

"Iya apa aja kak"

"Deal"

Satya berdiri ia mengambil pulpen di tangan Vivi, lalu tiba2.

"Oke waktunya abis ya semua kumpul sama kelompoknya di lapangan"

"Telat" Satya tersenyum lalu pergi meninggalkan Vivi yang masih kaget.

"Oke silahkan duduk kecuali yang gagal", lanjut Reyhan.

"Untuk yang gagal silahkan ke Sean di pinggir lapangan, yang duduk silahkan minum dan kumpul sama kakak pendamping osis masing2"

Vivi dan murid2 lain yang gagal menghampiri Sean yang tadi sudah melambaikan tangannya.

"Oke kalian puterin lapangan 15 kali ya, gaboleh jalan loh" katanya sambil memamerkan senyum manisnya diatas penderitaan murid2 baru.

"Delapan"

"Sembilan"

Vivi sudah ngos2an, ia harus lari 15 kali dibawah terik matahari. Tapi Natalie tetap menyemangati Vivi tiap kali ia lari didepannya.

Vivi sudah sangat berkeringat, 15 kali ia putari lapangan, dia langsung duduk di pinggir lapangan disamping Natalie.

Tiba2 ada sensasi dingin di pipinya, ia melompat sedikit. Dia menoleh mendapat sosok Azka yang sendang menyodorkan teh yang dibelinya di kantin tadi.

"Nih buat lo, minum ya pasti cape kan"

"oh iya makasi kak"

Azka tersenyum lalu pergi.

Vivi langsung menoleh ke Natalie, Ia memberi tatapan yang sama ke Vivi, mata mereka sama2 membulat.

"Vi gila itu kan kak Azka, osis yang daritadi diomongin murid2"

Vivian melihat sekelilingnya, murid2 menatapnya dengan tatapan iri. Ia langsung meminum tehnya.

Jarum jam menunjukkan pukul 3, itu artinya kegiatan MOS hari ini sudah selesai, semua murid dipersilahkan pulang.

"Oke jadi ini udah jam 3 ya, kalian silahkan ambil tasnya terus baris dulu, kita berdoa bareng2 baru pulang. ayo jalan.", Kata Mahesa.

Murid2 mengambil tasnya bergantian, Vivi dan Natalie mengambil tasnya masing2.

Natalie terlalu terburu2 sampai Ia tidak sengaja menyenggol seseorang.

"Eh sorry kak", Natalie melihat orang yang ditabrak itu. Ia melihat Reyhan berdiri di depannya sambil terseyum.

"Iya gapapakok, hati2 ya"

Natalie menganggukkan kepalanya saat Reyhan berjalan menjauh. Ia membeku, pipinya menjadi merah.

Tiba2 Vivi menyenggolnya, "Nat kok muka lo merah, sakit ya?"

"E-eh ngga kok. gua mau ambil tas dulu lo duluan aja"

"Oke cepet ya lo pulang bareng gua soalnya"

"Iya iya"

Sepanjang perjalanan Natalie memikirkan kejadian tadi, ia terus tersenyum, dia bahkan tidak bisa tidur malam itu.

*gotta have Natalie Reyhan moments*

𝐒𝐚𝐭𝐲𝐚 𝐀𝐥𝐚𝐬𝐤𝐚 | 𝐩𝐬𝐡 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang