#10 Potret

449 58 2
                                    









Oh ya, dia pulang dengan Azka.

Bagaimana dengan Satya hari itu? ya semenjak itu ia menyuruh2 Vivi lebih sering sekarang.

Alana dan Natalie sudah terbiasa dengan temannya yang harus pergi lebih awal, atau pergi disaat jam pelajaran.

Vivi pun juga sudah terbiasa, tetapi sekarang ia tidak terpaksa melakukannya, ia jadi dekat dengan teman2 Satya.

Semenjak ekskul mulai ia juga sering memotret tim basket sekolah, dan anehnya Satya ada di tim.

Satya memang menyukai basket sejak kecil tapi ia berhenti dengan alasan ini fokus belajar, padahal si malas.




*time skip 3 bulan*

Siang ini kelasnya jam kosong, Vivi dan Alana sedang menonton salah satu film di ponselnya.

Dan bel berdering, waktu menunjukkan pukul 12 yang berarti waktu istirahat.

Mereka bertiga pergi ke kantin dan membeli makanan ringan untuk dimakan di kelas dan melanjutkan film yang ditonton.

Saat jarum jam menunjuk pukul 12.45
mereka berpisah, Natalie dan Vivi pergi ke lapangan untuk ekskul Fotografi dan Alana pergi ke lantai 1 untuk ekskul English Club.

Ponselnya berbunyi, di titik ini ia bahkan tidak perlu mengeceknya untuk melihat siapa yang mengirim pesan. Ia pun bergegas menghampirinya.





Saat menuju kantin ada orang yang menepuk pundaknya dari belakang, ia menoleh dan melihat muka yang asing. selama 3 bulan di SMA ia tidak melihatnya sekali pun.

"Hai tau ruang kepsek dimana ga?", kata cowo itu sambil mengusap keringat di dahinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hai tau ruang kepsek dimana ga?", kata cowo itu sambil mengusap keringat di dahinya.

"Oh jadi nanti lurus aja, terus lo naik keatas terus kalo liat ruang guru lurus lagi, ruang kepsek ga jauh dari situ."

"Thanks. Daniel salken ya."

"Vivi" ia tersenyum sambil menjabat tangannya.

Daniel mengangguk lalu berpamitan ke Vivi karena harus cepat2 bertemu kepala sekolah. Vivi lanjut berjalan ke kantin.







Sampai di kantin Satya melambaikan tangannya ke Vivi, ia berjalan ke mejanya lalu berdiri di depannya.

"Kayak biasa ya Vi bawain ke lapangan, lo beli juga aja nih", sambil memberi uangnya lalu pergi ke lapangan.

Vivi mengangguk ia berjalan dan mengambil minumannya dari salah satu kulkas di kantin.

Ia membayarnya lalu duduk sebentar dan meminum airnya sampai habis lalu berdiri dan membawa plastik isi minumannya itu kembali ke lapangan.

Sampai disana ia tidak melihat siapa2 di pinggir lapangan, mereka sudah memulai ekskulnya.

Mahesa melihat Vivi kebingungan lalu menyuruhnya menaruh minumannya di kursi dekat tasnya.

𝐒𝐚𝐭𝐲𝐚 𝐀𝐥𝐚𝐬𝐤𝐚 | 𝐩𝐬𝐡 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang