Bola mata Vivi membesar, ia melihat kedua temannya itu. Pandangannya kembali ke Satya saat dia melanjutkan bicaranya.
"Lo bilang kan waktu itu lo mau ngelakuin apa aja, kita udah deal jadi lo harus ngelakuin apa yang gua suruh."
"Tapi kak kemaren kan kakak ngga nanda tanganin buku aku"
"Doesn't matter kita udah deal kemaren."
Vivi melihat teman2nya dengan tatapan meminta tolong. Mereka terlalu takut untuk melakukan apa2.
"Nah mumpung lo disini, beliin gua minum gih cepet"
Vivi sempat agak ragu tapi ia akhirnya mengikuti apa yang Satya mau.
"Em lo berdua duluan aja, nanti gua nyusul kok"
Natalie dan Alana diam sejenak lalu mengikuti apa yang Vivi katakan sedangkan Vivi membelikan minum untuk Satya.
"Pocari ya, lo pada mau apa?"
"Gua air putih aja"
"Es teh manis"
"Cola"
"Gua sama kayak Juan"
"Gua cola juga"
"Sprite"
Ke 7 orang itu menyebutkan pesanannya kepada Vivi, Satya mengangguk ke Vivi dan menyuruhnya membeli minum. Vivi akhirnya jalan.
"Bu saya pesen ..."
*Duk*
"Aduh" Vivi reflek berkata.
Ada cowo ganteng yang tidak sengaja menabraknya, Vivi melihat ke cowo itu. Ia tidak kelihatan asing. Sepertinya dia anak 1 kelompoknya saat MOS.
"Sorry, gua galiat lo tadi"
"Eh iya gapapa kok"
"Lo pesen duluan aja", kata cowo itu sambil tersenyum
"Oh iya"
Vivi langsung melanjutkan memesan pesanan Satya dan teman2nya, ia tidak mau membuat mereka menunggu karena ia takut akan terkena masalah lagi.
Ia membelikan minum untuk Satya dan untuk dirinya sendiri, ia langsung menghampiri meja mereka.
"Nih kak", katanya sambil menaruh minumannya di meja.
"Oke lo boleh balik ke temen lo, sana"
Vivi mengangguk lalu berjalan kearah meja yang diduduki teman2nya itu.
"Vi lo kenapa bisa berurusan sama dia si?" tanya Alana
"Ha..panjang deh ceritanya"
Alana mengangguk.
"Udah lo makan nih", Natalie memberikannya bakso, Vivi makan dengan lahap.
Sesudah istirahat mereka kembali ke kelas masing2, mereka melanjutkan kegiatan mereka disekolah sampai jam 4 sore.
Bel pulang berbunyi, semua murid dipersilahkan pulang tapi Vivi masih bingung ia akan pulang dengan siapa.
Ia berjalan ke gerbang bersama Alana karena Natalie sudah pulang terlebih dahulu.
"Oh iya Vi kita blm tukeran contact"
"Oh iya mana sini hp lo"
"Nih", Alana memberikan hpnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Nih, masuk kan"
"Iyaa masuk. Btw Vi gua duluan ya, udah ditunggu tuh", kata Alana sambil menunjuk mobilnya.
"Iyaa hati2"
"Iyaa"
Alana berjalan ke mobilnya sambil melambaikan tangannya, Vivi mengambil ponselnya dan berjalan ke tempat duduk di pinggir lapangan.
Team basket sekolah sedang latihan tambahan, disana hanya berisi murid dari kelas 11 dan 12 karena murid kelas 10 belum mengadakan pendaftaran ekskul.
"Woah kak Mahesa keren"
Beberapa menit kemudian ia meninggalkan tempat duduknya untuk berjalan ke parkiran berharap ada taksi yang lewat, sekolah sudah mulai sepi.
Vivi mengecek ponselnya dan menelfon mama.
"Halo mah"
"Kenapa Vi?"
"Jemput aku dong, kakak gabisa"
"Yah gabisa, lagi arisan"
"Hah.."
Vivi menutup telfonnyaa, kepalanya otomatis menunduk kebawah memikirkan dirinya di hari pertama sekolah. Di pagi hari ia harus berurusan dengan Satya lalu sekarang ia tidak bisa pulang.
Tiba2 saat Vivi menerungkan nasibnya, ada seseorang yang memanggilnya.
"Woy lo"
Vivi menengok dan melihat cowo yang duduk di motornya, ia melihat kesekelilingnya lalu menunjuk dirinya.
"Iya lo, ngapain disitu sendiri"
Vivi ragu untuk menjawab, cowo itu langsung membuka helmnya. Cowo itu Satya, Vivi langsung menjawabnya.
"Eh anu kak ngga ada yang jemput"
Satya mendekatkan motornya ke Vivi, ia menepuk2 jok belakang motornya sambil berkata ke Vivi,