Typo Maklum
***
New mendengus kesal lalu mengerucutkan bibirnya, matanya ia lanturkan ke sembarang arah asal tidak menatap pria tampan di depannya saat ini.Sedangkan off, ia mengangkat sebelah alisnya serasa di tantang oleh bibir new untuk menciumnya. "kau minta kucium iyah?" tanyanya dengan suara sedikit serak.
"ha?"
"jangan buat bibirmu seperti itu, aku tidak bisa meyakinkan bibirku ini tidak menciumnya" ucapnya kali ini dengan ekspresi datar. "keluarlah" pintanya setelah itu.
"Aku juga sudah bosan melihat mu disini" new langsung membalikkan tubuhnya dan berjalan melenggang keluar dari ruangan intervew menyisahkan off yang hanya menatap kepergiannya dengan tatapan datar
Tak lama setelah kepergian pria cantik itu,
pintu ruangan itu kembali terbuka.
"hai peng, aku mencarimu di ruanganmu tadi, tapi kau tidak ada. Ternyata kau disini"Off mengangkat kepalanya menatap sosok pria berkulit tan yang baru saja masuk, tanpa berkata apa-apa ia kembali menundukkan kepalanya menatap bebera berkas yang sudah tak penting itu lagi.
"Sial, kau mau mengabaikanku ha? Buat apa kau disini, bukannya intervew sudah selesai beberapa jam yang lalu. Kau harus balik ke ruanganmu dan bekerja" oceh pria itu sedikit kesal karena tak mendapat respon dari off.
"ck. Kau ini brisik sekali" off beranjak dari duduknya sedikit merapikan jas yang ia kenakan lalu beranjak melewati pria berkulit tan itu.
Namun belum genap langkahnya sampai ke ambang pintu, ia kembali berhenti "kau sendiri kenapa tidak pergi saja dan bekerja ke kantormu, tay?"
Pria yang di panggil tay itu mengikut langkah temannya dan merangkul pundaknya "aku kesini mau mengantarkan ini" ucapnya sedikit menarik ujung bibirnya.
"Ha? Kenapa tak kau bilang dari tadi?"
Plakkk.......
"aku menelponmu berulang kali tapi kau tak mengangkatnya off!!!" tay melemparkan satu pukukan cukup keras pada kepala off yang membuat pria itu meringgis.
"aisss itu sakit bodoh!" off mengusap kepalanya namun tetap berjalan diikuti tay di belakangnya.
"kau tau joss?" tanya tay meski masih diperjalanan menuju ruangan kerja off.
"tidak, kenapa dengannya?" tanya off datar."perusahaannya mengajak bekerjasama dengan perusahaanku"
"lalu?" acuh off tak peduli.
"menurutmu bagaimana?"
"entah"
Palkkk........
Tay mendengus kesal setelah menggeplak off sekali lagi. Ia menghentikan langkahnya yang juga membuat langkah off ikut terhenti. "ambil ini" diserahkannya map coklat pada off secara kasar. "baca itu, kita akan ada pertemuan minggu depan"
Setelah mengatakan itu, tay langsung pergi meninggalkan temannya itu. Kalau saja off bukan temannya, ia tak sudi mempekerjasamakan perusahaannya dengan milik off.
Perusahaan tay masih lebih besar dari milik off, meski hanya beda tipis tapi tetap saja tay masih lebih dibutuhkan oleh off untuk perusahaannya.
Pria bermata sipit itu melanjutkan langlahnya menutu ruang kerja miliknya. Semampai di depan pintu tuangan itu, matanya tertarik untuk melihat meja kerja yang ada di depan ruangannya, tepatnya meja sekretarisnya. Siapa lagi kalau bukan new.
"ck, dimana pria itu?" gumamnya pelan lalu masuk keruangannya.
Pria tampan itu bethasil di kagetkan dengan pemandangan di depan matanya. Baru saja ia masuk ke dalam ruangannya dan melihat sosok pria berkulit putih seperti susu tengah tertidur di sofa panjang yang ada di dalam ruangan kerjanya. Kedua telinga pria cantik itu disubat dengan earphone yang tersambung ke ponselnya. Itu sebabnya ia tak menyadari pintu ruangan itu dibuka dan seseorang masuk ke dalamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE ACTUALLY
RomansaNew harus kehilangan semua harta dan kekayaannya tak lama setelah kedua orangtuanya meninggal. Sekarang ia hanya tinggal sebataang kara saja. Mau tak mau tuan muda sepertinya harus mencari pekerjaan untuk mencukupi hidupnya. Hingga sampai ia bertemu...