Part 17 - Rumpi

391 68 13
                                    

"Lo nggak seharusnya nyesel kali, Wen. Aduh, temen gue lama-lama tolol dah. Rin tolongin ni anak satu yang mulai bego," ucap Lisa yang sedang menunggu hair masknya meresap sambil melakukan manicure pedicure.

"Dia udah keterlaluan, Wen. Bahkan sampe lo marah dia masih gak mau bilang apa yang jadi masalahnya," timpal Airin yang sedang menikmati pijatan creambath dan menunggu maskernya kering.

"Iya, sih," ucap Wendy dengan menghela napas. Ia masih menunggu proses bleaching rambutnya.

"Lo aneh deh, Wen." ucap Lisa.

"Kenapa?"

"Orang stress ma pacar bukannya relaksasi malah bikin kepala panas pake bleaching rambut."

"Gue mau merasa bebas dengan menjadi diri gue sendiri. Gue kangen rambut warna-warni gue."

"Oya, selama ini lo banyak diatur sama tu dosen, ya? Terutama perihal penampilan, ya kan? Lo banyak berubah soalnya habis pacaran sama dia. Berasa liat Wendy insap," tutur Airin.

"Anjir ya lo, Rin."

"Eh, fakta loh ya"

"Tapi, bener loh. Wendy waktu sama Vito anaknya chill santuy. Warna rambut ganti mulu. Suka pake baju pendek. Begitu pacaran sama si Lay. Beuhh berubah banget," sahut Lisa.

"Lo gak takut diomelin pacar lo?" tanya Airin.

"Nggak. Ini gue. Kalo dia emang suka sama gue harusnya dia terima gue yang ini."

"OH MY GODNESS. KEMANA AJA WENDY AUBERTHA SELAMA INI???" ucap Lisa dengan heboh sampai tanpa ia sadari para pegawai dan pengunjung salon melihat ke arahnya.

"Suara lo kecilin napa, sih?? Diliatin orang bego!" tegur Wendy.

"Kemaren kena pelet dosen muda. Sekarang peletnya sedang dalam proses menuju hilang," ucap Airin

"Temen-temen gue emang anjing semua."

"By the way, si Gavin gimana nichh?" tanya Lisa.

"Ya, nggak gimana-gimana" jawab Wendy singkat.

"Kenapa ya Wen tiap hubungan lo sama pasangan lo lagi gak baik-baik aja pasti ada cowo lain yang ada di deket lo." ucap Airin.

"Nggak, ah."

"Bener juga loh yang dibilang Airin. Waktu si Vito dijodohin ada si Lay tuh. Sekarang waktu Lay jadi bang toyib dan hubungan lo lagi ngambang ada Gavin." jelas Lisa

"Kek putus satu terus selanjutnya ada yang menanti ya, kan Lis?" tambah Airin.

"Bener banget." ucap Lisa

"Kalian jangan tambah bikin gue pusing, deh." ucap Wendy dengan sedikit frustasi karena teman-temannya yang cukup berisik ini.

"Jangan gegabah lagi, Wen. Belajar dari masa lalu" ucap Airin.

"Maksudnya?"

"Gue yakin si Gavin selalu ada buat lo pasti bukan tanpa pamrih."

"Maksudnya gimana, sih Rin?"

"Aih, kenapa lo jadi lemot kek Joy sih anjir?? Gavin gak mungkin mau selalu ada buat lo kalo dia gak ada maksud tertentu."

"Maksud tertentu itu ya dia suka sama lo," tambah Lisa.

"Nahhh. Saran gue nih ya jangan baper dan langsung suka sama dia kek waktu lo sama dosen muda lo itu. Belajar dari pengalaman yang akhirnya malah jadi kek gini."

"Gue gak ada perasaan sama Gavin."

"Ya sekarang. Gatau nanti, ye kann"

"Menurut gue dia lebih dewasa daripada dosen lo itu."

16.16 [My Killer Lecturer 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang