"Makasih, mas," ucap Wendy pada deliveryman. Ia kemudian menutup pintu dan kembali ke ruang tengah bersama Lisa dan Airin.
"AYAM GUE!" seru Airin.
Wendy duduk, kemudian Airin dan Lisa langsung membongkar tas kresek yang di bawa Wendy dari pintu utama apartemennya.
"Tiba-tiba gue jadi kangen Joy," celetuk Lisa.
"Dia kerjaanya jalan-jalan mulu," sahut Airin
"Jalan-jalan. Tapi, dibayar. Enak bener. Tau gitu, kemarin gue kuliah ambil pariwisata aja," ucap Wendy sambil mulai membuka hamburger pesanannya.
"Gue denger dia masih langgeng juga ya sama Dean?" tanya Airin.
"Iya, anjir!" seru Lisa.
"Santai, bro. Anjirnya biasa aja, ngapa?" ucap Wendy.
"Habis, gue iri. Bukan sama Joy doang. Gue juga iri sama kalian," lirih Lisa.
Wendy dan Airin saling bertukar pandang. Mereka bingung harus melakukan apa untuk menghibur Lisa.
Lisa dan Kai putus beberapa minggu lalu dengan alasan kesibukan masing-masing yang membuat mereka sulit sekali untuk bertemu.
Saat Kai mengajak Lisa putus dengan alasan tersebut. Lisa setuju, karena merasakan hal yang sama. Tak hanya itu, Lisa juga ingin fokus pada butiknya lebih dulu. Akhirnya, setelah itu mereka memutuskan untuk tak saling bertumpu pada satu sama lain.
"Kai udah punya pacar baru."
"APA???" seru Wendy dan Airin bersamaan.
"Jangan bercanda, deh, Lis," ucap Airin.
"Belom ada sebulan ini, Lis," tambah Wendy.
"Gue serius."
"Lo tau dari mana?" tanya Wendy.
"Johnny."
"Si John tau dari mana?" tanya Airin. Lisa hanya menjawab dengan mengangkat bahunya.
"Saran gue sih lo jangan langsung percaya deh," ujar Wendy.
"Betul, walaupun dia sahabat lo. Tapi, kan lo belom lihat secara langsung. Kalau Kai punya pacar baru," jelas Airin.
Lisa hanya terdiam, menunduk ketika mendengar dua sahabatnya itu berpendapat.
Wendy dan Airin saling bertukar pandang. Mereka merasa bersalah membuat Lisa menjadi sedih
"Eh, by the way hari ini gue ketemu Gavin, loh," ucap Wendy mengalihkan topik.
"Gavin? Adkel yang pernah berantem sama Vito itu?" tanya Lisa meski masih dengan suara lirih.
Wendy mengangguk cepat. Ia kemudian menggigit burger yang sudah ia buka sejak beberapa menit lalu itu.
"Ketemu di mana, Wen?" tanya Airin.
"Indomaret point depan kampus."
"Dia mahasiswa di kampus kita?" tanya Lisa.
"Iya, anak BEM kampus pula."
Mendengar hal itu, Airin tak mampu menyembunyikan ekspresi takjubnya.
Gavin dulu saat masa SMA sangat di kenal di beberapa kalangan murid karena ketampanan dan kebiasaan terlambatnya.
Wendy pernah dekat dengan Gavin karena sama-sama sering terlambat sekolah. Bahkan mereka juga pernah membolos bersama karena apabila ke sekolah mereka akan terlambat masuk 15 menit. Jadi, jangan heran bila Wendy dan Gavin sudah akrab.
Hal itulah yang sempat membuat Vito salah paham terhadap Gavin.
"Btw, ganteng-ganteng gitu dah ada oacar belom, ya?" tanya Airin.
"Harusnya sih udah," jawab Wendy.
"Maksud gue kalo belom, jodohin sama ni bocah satu aja gitu. Biar nggak ngegalau mantan mulu."
"Nggak usah jauh-jauh ke Gavin, Rin. Johnny aja sebenernya nungguin Lisa putus," ucap Wendy asal.
"JOHNNY NGGAK GITU YA!!!" seru Lisa
"Nggak ada persahabatan murni antara laki-laki dan perempuan, Lis," ucap Wendy.
"Nanti pasti di akhir salah satunya bakal jatuh cinta," tambah Airin.
"Lo berdua tu kapan nggak kompor sih, ha?!?"
**
Wellington, New Zealand
13.29"Kak Lay minggu depan jadi pulang ke Indo?" tanya Lia sambil menyuapkan es krim ke dalam mulutnya.
"Iya. Kamu mau nitip sesuatu nggak?" ucap Lay yang juga sedang memakan es krimnya.
"Bawain indomie yang banyak, ya?"
"Indomie doang?"
"Sama teh botolnya yang banyak juga."
"Kamu ni mau buka warung indomie cabang Wellington apa gimana?" tanya Lay yang kemudian di susul dengan suara tawa mereka berdua.
Di tengah tawa mereka, Lay memperhatikan sudut bibir Lia yang terdapat sedikit sisa es krim.
"Bibir kamu ada es krimnya tu," ucap Lay sambil menunjuk bibir Lia.
Lia hendak mengelapnya asal dengan lengan bajunya. Namun, dengan cepat Lay menahannya. "Baju kamu nanti jadi kotor lah."
Lay mengambil tisu, lalu mengelap sudut bibir Lia yang terkena es krim.
Lia membatu sambil beberapa kali mengerjap-ngerjapkan matanya.
Status dia masih belom jelas, Lia. Jangan baper dulu!
"Makasih, Kak," ucap Lia saat Lay kembali duduk di kursinya.
Lay hanya tersenyum simpul menjawab ucapan terima kasih dari Lia. Kemudian melanjutkan acara makan es krimnya.
Tanpa Lay sadari Lia memperhatikan kedua jari manis Lay.
Nggak ada cincin. Berarti, belom ada ikatan resmi.
tbc
maap banget lama update🙏🏻
mana cuma dikit pula
lagi sibuk sekolah online soalnya:)
maap yaaa
aku usahain part berikutnya nggak lama updatenya🙏🏻
makasiii, semoga suka ya