07.04 WIB
"Biar aku aja yang cuci," ucap Gavin saat Wendy sedang membereskan peralatan makan mereka berdua.
"Udah, istirahat aja. Gak pusing apa habis kobam semalem?"
Gavin berdiri mengambil alih alat makan mereka dan membawanya ke bak cuci piring.
"Aku bukan tipe orang yang gampang tepar kalo mabuk. Semalem itu juga cuma minum sedikit."
"Pantesan gak lupa kalau aku dateng."
Gavin memulai kegiatan mencuci piring sambil tetap mengajak Wendy mengobrol agar tidak bosan dan canggung.
"Kalo aku gak mabuk. Mungkin gak, kalau Kak Wendy bakal sampek apartemenku sepagi ini?"
"Mungkin aja. Di dunia ini apa sih yang gak mungkin?"
Gavin hanya mengangguk sambil mencuci peralatan makannya.
"Kak?"
"Hmm?"
"Pacar kak Wendy tau gak kalau kak Wendy pergi ke sini?"
"Aku bilang mau pergi. Tapi, gak bilang pergi ke mana."
"Kok gitu?"
"Dia udah gak peduli lagi."
Gavin mematikan kran air, dan mengeringkan tangannya dengan tisu. Kemudian berlutut untuk menyejajarkan tingginya dengan wajah Wendy.
"Aku yakin dia masih peduli. Kalau dia udah gak peduli gak mungkin dong mau ngeluangin waktu buat balik ke Indonesia," ujar Gavin untuk menenangkan Wendy.
"Tapi, dia udah beda, Vin. Dia bukan lagi orang yang aku kenal."
"Mungkin ini cuma karena kalian lama gak ketemu aja."
"Tapi, Vin..."
"Percaya deh sama Gavin."
Ponsel Wendy berdering menandakan ada panggilan masuk. Ia segera meraihnya dan melihat siapa yang menelfonnya.
Bang Rey
"Si tonggos tumben amat telfon, ngapain?"
"Tonggos sapa kak?" tanya Gavin yang masih berlutut di depan Wendy.
"Abang aku."
"Dipanggilnya tonggos dongg."
"Soalnya, ini manusia rese bat. Jadi, ya harap maklum."
Gavin terkekeh diikuti Wendy yang tersenyum melihatnya. Setelah itu, Wendy menggeser tombol hijau untuk mengangkat panggilan dari Rey.
"Tumben amat telfon. Mau apa lo?"
"Abangnya telfon tu salam dulu, sapa dulu apa tanya kabar dulu. Ini malah langsung digas. Salah gue apa sih sama lo, Wen??"
Salah lo itu kenapa dulu pake acara bawa Lay ke apartemen gue.
"To the point, Rey!"
"Iya deh iyaaaa. Gue mau titip Delvin buat tiga hari ke depan."
"Kok dadakkan??"
"Sica dah suruh gue buat bilang ke lo dari seminggu yang lalu. Tapi, gue lupa. Tau sendiri lah abang lo ini orang sibuk. Gue baru inget hari ini. Itu pun juga gara gara Sica yang tanya. Mana pake acara diomelin juga sama dia."
"YA ELO SIH GOBLOK DIPELIHARA!"
"Anjing, kuping gue!"
Gavin yang sejak tadi menyimak berusaha menahan tawanya ketika melihat Wendy kesal sambil mengeluarkan umpatannya.