Part ini full flashback dan POV dari Gavin!!!
Jam menunjukan pukul enam lebih lima puluh menit. Gavin sedang berdiri di depan kulkas sambil membaca notes berwarna kuning dengan tulisan yang sangat familiar baginya.
Di meja ada sandwich isi tuna mayo kesukaan kamu di makan yaa
kalo ga sempet bawa aja ke sekolah
kotaknya udah mama taroh di bawah tudung saji
tinggal kamu masukin aja
jangan lupa bawa susu juga ya sayang
love u <3Gavin membuka kulkas dan mengambil satu kotak susu berukuran sedang kemudian ia masukkan ke tasnya. Lalu, Gavin beralih ke meja makan dan membuka tudung saji yang di sana ada sepiring sandwich dan satu kotak makan kosong.
Gavin membuka kotak makan kosong itu. Kemudian memasukkan sandwichnya ke dalam kotak makan sambil bergumam, "kapan gue bisa ngerasain sarapan bareng?"
**
Gavin berjalan menuju sekolahnya. Ia baru saja menitipkan sepeda motor di penitipan motor terdekat. Karena aturan di sekolahnya yang melarang siswa kelas sepuluh untuk membawa motor.
Dari kejauhan ia melihat gerbang sekolah yang mulai di tutup. "Si anjir masih kurang tiga menit udah ditutup aja," ucap Gavin yang kemudian bergegas lari dengan sekuat tenaga.
"Aduhh, Pak. Kok udah ditutup aja sih??" ucap Gavin kesal karena ia menjadi murid pertama yang tidak mendapat pintu gerbang.
"Ya orang udah bel kok," ucap Pak Firman satpam sekolah SMA 73.
"Lahh, orang di jam saya baru aja jam tujuh kok."
"Jam kamu tu yang gak pas."
"Pas kok, Pak. Orang sama kayak jam di hp saya. Jam sekolahan tu yang kecepetan."
"Ya udah orang udah bel, telat ya telat aja."
"Kasihanilah saya dong, Pak. Saya masih kelas sepuluh nih baru juga selesai orientasi kemaren."
"Salah sendiri telat."
"Ya alloh pakk saya udah di lampu merah tadi waktu bapak tutup pintu. Kasih saya pintu kek. Mumpung baru saya aja, nih yang disini."
"Gak bisa. Kamu juga udah ngelanggar aturan naik motor dititipin di deket lampu merah kan? Masih kelas sepuluh udah naik motor, telat lagi. Kalo guru BK tau bisa habis kamu."
"Ya makanya biar guru BKnya gak tau saya dikasih masuk. Ya, pak yaaa"
"Nanti, nunggu teman yang lain dulu. Habis itu nyanyi di lapangan baru boleh masuk."
Ketika Gavin masih sibuk bernegosiasi dengan Pak Firman, seorang gadis dengan santai berdiri tak jauh di samping Gavin. "Ini anak lagi?!?!" seru Pak Firman.
"Selamat pagi, bapak Firmansyah." sapa gadis itu.
Gavin menoleh mendapati gadis cantik dengan rambut sedada yang dibiarkan terurai dan poni yang terbelah tengah karena ulah angin saat ia berlari menuju gerbang tadi.
sejak kapan ada bidadari sekolah disini?
"Abang sama adek gak ada bedanya," ucap Pak Firman sambil menggelengkan kepalanya.
"Emang yang bikin telat tu abang saya pak."
"Lah abang kamu aja dah lulus"
"Tapi yang nganterin tadi abang saya, Pak, makanya telat."
"Alasan kamu"
"Sumpah, Pak. Ihh gapercayaan amat"
"Ya orang kamu udah jadi langganan telat kok"