Wellington, New Zealand
21.27Lay dan Lia masih berada di ruang tunggu operasi. Dari luar mereka berdua tampak tenang. Namun, sebenarnya mereka sibuk dengan isi kepala yang sangat bising.
"Kak Lay pulang aja. Besok berangkat pagi, kan?" ucap Lia sambil berusaha terlihat baik baik saja dengan ke adaannya sekarang.
"Masa iya aku ninggalin kamu sendiri?"
"Gapapa. Kalau Kak Lay nggak pulang, bisa-bisa besok kesiangan dong."
Lay benar-benar bingung. Ia ingin tinggal dan menemani Lia. Tapi, ia juga ingin pulang ke asrama kemudian tidur supaya segar ketika berangkat ke bandara besok.
"Berat, Li."
"Apa yang berat?"
"Ninggalin kamu sendiri di sini."
"Tapi, aku nggak mau Kak Lay batal pulang gara-gara aku."
Lay menghela. Lalu, ia beranjak dari duduknya. Kemudian berlutut di depan Lia. "Kalau ada apa-apa telfon aja, ya. Aku cuma tiga hari di sana kok."
**
16.27 WIB
Gavin sibuk berkutat dengan laptop Wendy untuk mengoreksi materi yang baru saja mereka buat. Sementara, Wendy sibuk di dapur membuatkan Gavin cemilan pisang bakar.
Tak lama, Gavin selesai dengan pekerjaannya. Ia merenggangkan tubuhnya dan bersandar di sandaran sofa sambil menatap foto keluarga Wendy yang dipasang tepat di atas televisi ruang tengahnya.
Udah dapet restu, ya? Harusnya kalau udah dapet restu ceweknya dijaga baik-baik.
Gavin menghela panjang. "Coba aja kita ketemu lebih cepet, Kak," ucapnya lirih sambil menatap Wendy yang sibuk memasak.
Nikmati waktu, Vin! Biar nggak nyesel.
Gavin menutup layar laptop Wendy. Kemudian, beranjak dari duduknya dan berjalan menghampiri Wendy.
"Masak apa, Kak?" tanya Gavin sambil masih berjalan ke arah Wendy.
"Pisang bakar," jawab Wendy tanpa berbalik.
"Wah, aku nanti makin betah kalau pakai acara dimasakin gini." Wendy tersenyum samar, namun masih bisa Gavin lihat karena ia sudah berada di samping Wendy.
"Ternyata Kak Wendy yang petakilan ini bisa masak juga, ya." Gavin menyandarkan tubuhnya di kitchen set sambil tetap memperhatikan Wendy yang masih memasak.
"Airin yang ajarin, katanya biar nggak ngemie sama jajan junkfood mulu."
"Eh, iya. Kak Airin juga masih sama Kak Bagas?"
"Masih, makin nempel malah."
"Kak Lisa masih sama Kak Kai?"
"Nggak, mereka putus sebulan lalu."
"Kenapa?"
"Katanya sih karena sama-sama sibuk. Tapi, katanya Lisa, Kai udah ada yang baru. Masa iya bisa secepet itu?" ucap Wendy sambil mengangkat pisangnya dari teflon kemudian meletakkan pisang baru di teflonnya.
"Kak?"
"Hm?"
"Putus karena sibuk itu nggak make sense."
Wendy menoleh ke arah Gavin dan menatapnya bertanya. "Kenapa?" tanya Wendy.
"Orang kalau udah beneran cinta. Nggak akan melepas pasangannya cuma gara-gara sibuk dan sulit bagi waktu."
"Jadi, maksud lo Kai mutusin Lisa bukan murni sibuk dan sulit bagi waktu?" Gavin mengangguk.
"Dan, berita Kai udah punya pacar baru itu menurut lo adalah fakta?" Gavin kembali mengangguk.