"Katanya horor ini ratingnya buat 17+ kayaknya serem banget deh"
"Ah kalo horor sih gue udah ga mempan" ujar Jill sombong.
"Masalahnya bukan horor doang katanya ada adegan hot-nya?"
Jill melotot.
"Geblek!...ngapain lo ngajak nonton film beginian mana dibioskop lagi?" semprotnya.
"Kan udah 18 tahun ya gpp kali?"
"Lo sih belum 17 juga udah sering nonton film ga jelas, makanya otak lo juga ga jelas"
"Ngerti aja lo" bagi Ken itu adalah pujian, Jill sampe geleng-geleng kepala.
"Ini tuh rekomendasi si Vin katanya filmnya bagus, cuman harus ati-ati"
"Hati-hati pala lo panjul!... awas aja kalo lo ga bisa diem!!"ancam Jill galak.
Gak sampai lima belas menit adegan dewasanya muncul.
"Gila nih film..." gerutu Jill sambil merem tapi ia merasa muka Ken mendekat padanya.
"Jangan ngadi-ngadi lo" didorongnya pipi Ken dengan cepat Ken cuman ketawa kecil.
"Gua mo bantu lo menghayati adegan"
"Itu sih maunya lo"
"AAaaahh..." Ken menoleh ke Jill kaget mengira itu suara dari mulut Jill.
Jill juga menoleh ke arah lain lalu menutup mulut dan matanya melotot melihat hal yang mengejutkan.
"Bukannya itu si Max sama si Gea lagi ngapain mereka?" bisik Ken yang juga terkejut.
"Ya lagi nonton lah bego"
"Tapi ko Gea teriaknya begitu, agak-agak mencurigakan?"
"Ngapain sih ngurusin orang " protes Jill gak suka.
"Jadi lo mau diurusin juga?"
"Oke fix... gua keluar aja ga mutu nih film!" Jill beranjak dari kursi berjalan keluar.
Ken gak menahannya ia malah ngikut melangkah kepintu exit.
Soalnya dia takut nonton horor sendiri.