***
21.23
Mingyu memberhentikan mobilnya disebuah bangunan besar. Ia membukakan pintu mobil bagian kiri tersebut untuk tuanya turun. Malam ini mereka berdua akan menginap dirumah yang sudah disewa sebelum mereka berangkat untuk melaksanakan pertemuan bersama collegal penting. Dan karena ada sedikit berdebatan kecil saat penempatan istirahat, akhirnya Dzai memutuskan jika Shara ikut saja kerumah yang ia sewa selama beberapa hari kedepan toh juga kamar disini cukup banyak jadi kenapa tidak. Alhasil, Shara ikut masuk kedalam rumah bersama Mingyu. Koper-koper mereka sudah dibawakan oleh suruhan Dzai jadi mereka tidak perlu kesusahan untuk mengangkatnya.
"kalian bebas pilih kamar yang mana, aku duluan, aku mau istirahat" ucap Dzai, pergi.
Disana tinggal Shara dan Mingyu.
Mereka masih tidak tau harus kemana untuk mencari kamar atau bahkan memilih juga. Saat Mingyu mau membuka mulutnya tiba-tiba ponsel Shara berdering membuat Mingyu menarik niatnya kembali untuk terdiam saja.
Shara melihat siapa yang menelpon.
"kau duluan saja aku harus menjawab telpon, aku tau kok sebelah mana kamarnya" Shara.
"kau yakin tidak mau bersama? maksudku, ah yasudah baiklah aku duluan, permisi" Mingyu.
Shara hanya tersenyum dan Mingyu pergi.
Setelah melihat punggung Mingyu pergi, Shara pun berjalan kebelakang rumah dan menjawab telpon barusan yang masih berdering. Kedua bola mata tersebut melihat ke setiap sudut rumah karena siapa tau saja masih ada orang disekeliling termasuk Dzai.
Penelpon itu berkata jika dia sudah melaksanakan tugasnya untuk memberikan paket ke alamat yang Shara berikan sebelum dirinya pergi keluar kota dengan Dzai juga Mingyu untuk bekerja. Penelpon itu pun berkata bahwa paket tersebut diterima langsung oleh Hyukjae, disana Shara tersenyum seketika karena rencananya berhasil. Shara yakin sebentar lagi pasti pria itu ketakutan akibat senjatanya kembali.
Dia kira tidak akan pernah ada saksi mata saat Hyukjae mengubur bukti itu kedalam tanah malam-malam bersama ibunya yang ia incar juga selama ini. Dua-duanya memang sama-sama biadab, ibu dan anak bisanya hanya membuat kekacauan dikeluarga selama ini.
Shara menutup telponnya kembali. Ia tidak mau ada satu orang pun curiga padanya, dia juga harus cepat kekamar karena ingin istirahat selama perjalanan daritadi membuat semua badanya pegal-pegal. Kalau bukan karena ingin memiliki Dzai kembali, dia tidak mau berkerja sebagai asisten seperti ini.
Ia berjalan mencari kamar sekarang.
Disatu sisi lain.
Dzai sama sekali tidak ingat dengan ponselnya karena yang sekarang ia pikirkan adalah perutnya yang terasa sangat lapar, tapi ini sudah cukup malam jadi dia memutuskan untuk tidur dan istirahat saja. Namun, sebelum dirinya menutup mata tiba-tiba suara ketukan pintu diluar membuatnya bangun juga mengerutkan kedua alisnya.
TUKK
TUKK"ya masuk!" serunya, yang membuat Shara membukakan pintu kamar Dzai pelan-pelan.
Shara berjalan masuk sambil membawa sebuah nampan yang berisikan roti, biskuit juga buah-buah kesukaan pria tersebut, tidak lupa dengan teh hangat buatannya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
MR, DZAI
FantasyCOMPLETE✔21+ "AKU MAU BERPISAH DENGANMU" serunya dengan pipi yang sudah basah karena air mata terus berjatuhan. rank: (090322) #1- bastard (080322) #2- ullzang (120422) #1- murder