Court | BONCHAP1 |

1.1K 73 31
                                    

haii guys!!
aaaa excited banget nih buat bikin bonchap, karena biasanya agak males and boring.
oh iya sebelum ke bonchap, author mau nanya sama kalian.

kalian mau ga sih cerita ini ada book2 nya?
tolong dijawab ya.

so langsung aja deh gosah banyak ngomel.
jangan lupa vote and komen!
love u y'all 💜
...



"embrrr uhh zuzu buuu" racau Khai asal.

Merasa tidak dilihat oleh orangtuanya yang sibuk berdandan dan kesana-kemari, akhirnya Khai menarik sedikit laptop di meja nakas sebelah kasur karena barusan Dzai menaruh putranya untuk duduk sebentar.

"jangan sentuh itu!" seru Dzai.

"bubu" bales Khai lucu.

Takut putranya mengambil barang penting di nakas, alhasil Dzai memindahkan itu semua ke sofa dan memberikan Khai sebuah mainan. Tak lama kemudian Alna masuk kedalam kamar sambil menggendong putra satunya.

Alna melihat suaminya yang lambat dalam bersiap-siap, padahal mereka sudah sangat telat dan barusan saja Alna menyuruh Mingyu untuk duluan datang ke acara pengadilan. Rasanya tidak enak kalau pihak Dzai belum ada yang datang alias terlambat. Dzai pun melarang oma untuk hadir disana karena pasti akan banyak drama lalu menganggu kesehatannya. Alna terduduk di pinggir kasur dengan memangku Lei dikedua pahanya itu. Ia langsung menyuruh Dzai agak lebih cepat, soalnya takut sangat terlambat ke pengadilan.

Bukannya menjawab, Dzai malah menyuruh Alna untuk memasangkan dasi dilehernya dan perempuan itu sesegera mungkin melalukannya. Setelah dasi terpasang, Dzai memakai jas berwarna birunya sangat rapih.

Alna kira setelah suaminya memakai jas, dia akan langsung mengajak mereka pergi. Tapi ternyata tidak. Dzai malah memainkan ponselnya terlebih dahulu sambil berdiri. Demi tuhan daritadi Alna sebenarnya sudah kesal karena Dzai mengulur-ulur waktu terus.

"kau bisa cepat tidak sih?" tanya Alna.

"apa sih buru-buru sekali" jawabnya balik.

"ini sudah jam berapa?" Alna kesal.

"jam 10" balasnya santai.

"nyenyen uhh hiii akhh" racau Khai membuat Alna berbalik badan melihat satu putranya.

"uhh sayangnya daddy, kau ikut ya" ucap Dzai sambil menggendong Khai ke pangkuannya.

"kita tidak boleh membawa mereka, biar mereka dijaga saja oleh Heera" ucap Alna.

"aku ingin membawanya" Dzai.

"tidak boleh" Alna.

"dahhh mommy" Dzai membawa Khai pergi.

"hei! yak!" seru Alna.

Sebelum menyusul Dzai keluar barusan, Alna pun akhirnya menggendong kembali Leizai dan menutup pintu kamar. Dia mengikuti Dzai dari belakang, dia bilang jangan bawa kedua anaknya karena persidangannya pasti akan lama. Tapi pria tersebut malah tidak dengar.

Tiba di luar rumah, Dzai membuka mobilnya kemudian mendudukan Khai di bangku kemudi sehingga dia memainkan stirnya lucu. Tidak mau ketinggalan moment, Dzai mengambil ponsel dari dalam sakunya dan memoto putranya sampai beberapa kali.

/📷/ (khaizaipict)

/📷/ (khaizaipict)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MR, DZAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang