Camp

1.3K 108 32
                                    

(21+)




13.14

BRAKKKKK

"arghhhh!!! dasar wanita licik!" teriak Shara marah dan mengacak-ngacak meja riasnya.

Jadi itu kenapa sebabnya Alna meminta syarat satu minggu, karena dia mau merebut Dzai darinya. Alna mau mengambil hati Dzai supaya nanti pria tersebut memilih Alna bukan Shara alias Yena, kekasih yang lebih pantas berada di posisi Alna sekarang ini. Shara benar-benar tidak bisa mengendalikan amarahnya, ia benci Alna si perempuan so baik, so polos dan so kecantikan itu. Untung saja barusan dia menanyakan alasan kenapa Dzai tidak masuk kerja pada Mingyu, dan ternyata Alna malah mencuri start lebih dulu.

Shara mengacak-ngacak semua barang yang ada dikamarnya. Alna bilang dia bisa mengerti bagaimana perasaan Shara saat ini yang sudah mengganti wajahnya akibat kejahatan Vey, tapi kenapa dia malah melangkah duluan seakan-akan dia yang mempunyai hak lebih.

drtt
drtt

Vey is calling!!

"untuk apa lagi si nenek lampir ini telpon! pasti dia masih ketakutan" monolog Shara.

Dia mulai menjawab telpon dari nenek lampir meskipun sebenarnya ia masih cukup malas berbicara dengan manusia tidak punya muka seperti Vey. Didalam percakapan telpon itu Vey hanya berkata bahwa Shara sudah buka mulut pada Dzai atau belum lalu Vey memberi tau jika Alna dan Dzai sedang pergi kemping.

Itu cukup membosankan bagi Shara karena ia sudah tau beritanya dari awal sebelum Vey menelpon dirinya. Kemudian, Vey meminta maaf soal keterlambatan info. Vey mengatakan sesuatu pada Shara jika dia tidak usah buka mulut pada Dzai sekarang-sekarang, Vey tau bagaimana caranya supaya Shara bisa kembali dengan Dzai tanpa harus membuka semua rahasia besar ini. Vey memberitahu rencana yang sudah ia susun, kemudian Shara berpikir. Shara memang benar-benar dibohongi oleh Alna dan hal tersebut membuat dirinya menerima rencana Vey untuk bekerja sama menyingkirkan Alna.

Sesudah menerima ajakan Vey, Shara lebih memilih untuk menutup telponnya sepihak. Ia juga malas kalau harus berlama-lama mengobrol dengan nenek lampir macam dia.

-

Tempat kemping.

Cuacanya panas sekali hari ini dan mereka sedang memasang tenda. Mereka selalu meributi hal sekecil apapun, membuat para pekerja didekat kebun teh ini menengok.

Jadi tempat mereka berkemah itu tidak terlalu jauh dari kebun teh. Alna sengaja memilih tempat ini karena jika dipagi hari suasanya akan sangat sejuk, apalagi disini disediakan tempat minum teh. Kebun tersebut sebenarnya bisa memasuki akses perhutanan, tetapi katanya tidak sembarang orang yang masuk kesana untuk melakukan perkemahan atau kemping. Namun, seorang pekerja bilang jika mereka butuh sumber air mereka bisa masuk kehutan karena disana ada sungai yang airnya lumayan jernih sekali.

Alna berusaha membantu Dzai membangun tenda karena daritadi mulut pria itu tidak bisa diam. Mereka kesusahan membangun tendanya sampai mereka harus membaca buku panduannya. Alna membacanya pelan.

"lagian kau sih aneh jadi orang! dimana-mana honeymoon itu keluar negeri" serunya kesal.

"inikan bukan honeymoon, ini jalan-jalan. Kita refreshing ke alam terbuka" balas Alna.

MR, DZAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang