"siapa itu?" tanya Alna yang membuat Dzai membalikkan tubuhnya kebelakang cepat.
Orang yang Alna lihat barusan diambang pintu tersebut mulai berjalan mendekat kearah dimana Dzai berdiri. Alna masih mengetahui dia ini siapa dan kenapa bisa hadir dirumah suaminya. Sedangkan Dzai merasa kalau rahangnya mengeras sekarang, ia yakin Alna pasti akan menanyakan perempuan disebelahnya. Alna menunggu penjelasan dari wanita di depannya saat ini, namun wanita itu malah tersenyum lalu mengulurkan tangan kananya ramah. Alna melirik sebentar pada pakaian ketatnya yang memperlihatkan perut bulat seperti sedang mengandung juga. Belum tahu apapun, akhirnya Alna menjabat tangan wanita itu.
"Shin Clara" ucapnya.
Alna hanya terdiam dan melepaskan jabatan tangannya barusan dengan wanita tersebut.
"siapa dia?" tanya Alna pada Dzai.
"kita bicarakan dikamar, ayo" balas Dzai yang menarik tangan Alna untuk menaiki anak tangga. Dengan sabarnya pria itu berjalan pelan karena Alna sedang hamil sekarang.
Sesampainya dikamar, Alna masuk duluan dan Dzai menutup pintunya rapat-rapat. Pria itu melihat bagaimana raut wajah Alna yang masih sedih akibat kepulangan dirinya. Dzai menyuruh Alna untuk duduk di pinggir kasur lalu wanita tersebut menurut. Tak lama, Dzai menarik kursi sofa kemudian duduk didepan istrinya sekarang. Alna sudah bernapas tidak teratur akibat barusan menaiki tangga rumah.
Dzai mengelus-elus perut Alna pelan, ia tahu ini sudah waktu dekat untuk Alna melahirkan.
"apa yang aku belum tau dari mereka?" tanya Dzai tentang keadaan bayi yang ada didalam perut Alna sekarang, dan Alna hanya terdiam.
"maaf ya aku meninggalkan mu cukup lama. Sekali lagi aku minta maaf. Aku baik-baik saja, aku tidak seperti apa yang ketahui yaitu meninggal. Siapa yang bilang?" lanjut Dzai.
"Mingyu. Dia dapat informasi dari London jika kau sudah meninggal. Kau sebenarnya kemana? kenapa kau tidak pulang" ujar Alna.
Dzai menundukan kepalanya sebentar kebawah, kemudian menatap istrinya lagi.
"ceritanya panjang sekali Alna" Dzai.
"kenapa kau tidak memberiku kabar" Alna.
"maaf Alna" Dzai.
"untuk apa? kalau kau mengabariku aku tidak akan seperti ini. Kau kemana saja? bilang padaku siapa wanita dibawah" ucap Alna.
Pria itu terdiam dan tidak menjawab Alna.
"kenapa kau diam?. Siapa wanita dibawah, tolong jangan diam saja Dzai" ucapnya sedih.
Dia menggeserkan kursi sofanya kemudian duduk dibawah sambil menundukkan kepalanya. Alna merasa dadanya semakin sesak sekarang. Ia tidak tau suaminya kenapa.
"jangan seperti ini, bangun. Kenapa kau bersujud padaku, bangun" Alna memaksanya.
"aku salah aku minta maaf padamu" Dzai.
"kenapa?" Alna.
"aku---" Dzai.
"apa?" Alna.
"aku selingkuh darimu Alna. Wanita dibawah adalah wanita yang aku mau nikahi" Dzai.
Alna menjatuhkan air matanya.
"bangun kau. Aku bilang bangun! BANGUN! AKU TIDAK BUTUH KAU BERSUJUD BEGINI PADAKU, BANGUN!" Alna menariknya berdiri.
Pria itu pun berdiri.
"sekarang jelaskan kepadaku, kemana selama ini kau pergi! dan tidak memberiku kabar"
KAMU SEDANG MEMBACA
MR, DZAI
FantasyCOMPLETE✔21+ "AKU MAU BERPISAH DENGANMU" serunya dengan pipi yang sudah basah karena air mata terus berjatuhan. rank: (090322) #1- bastard (080322) #2- ullzang (120422) #1- murder