Going to London

1.3K 92 30
                                    


yuk lanjut bestie😚

***

"diam kau! kau juga satu-satunya orang yang mendukung Hwang Jae menikah lagi dan meninggalkan ibuku! jika kau peduli padaku seharusnya dari dulu kau lihat bagaimana kecewanya aku bukan sekarang" seru Baram.

Alna masih menenangkan oma yang memang merasa bersalah akibat masalah putranya menikah dengan wanita lain. Baram benar, bahwa dulu mungkin oma tidak pernah sama sekali menyatukan dia dan Dzai juga Vey. Tapi saat itu oma memang menyayangi Baram sebagaimana dirinya sayang pada cucunya.

Oma menangis dan meminta maaf pada Baram karena berprilaku tidak adil selama dia hidup dalam penderitaan. Oma bicara bahwa apa yang dilakukan Baram pada keluarganya sendiri itu adalah hal salah, dan Baram harus menebusnya di tempat ini sendirian tanpa ada orang yang mengerti perasaanya lagi.

"kalian berdua tidak usah sopeduli, lebih baik kalian pulang dan jangan kemari" ucapnya.

"oma mohon kook, kau tidak boleh jadikan rasa sakit hatimu jadi dendam ke keluarga mu sendiri. Kau masih keluarga kami" ucap oma.

"aku tidak punya keluarga" balas Baram dan pergi begitu saja bersama satu polisi barusan.

Alna mengelus punggung omanya pelan.

"kita pulang ya oma" ajak Alna yang didapati anggukan pelan. Walaupun masih sedih.

Tak terasa hari semakin sore dan rasanya Alna tidak bisa bicara masalah kehamilannya saat ini pada oma, apalagi oma masih terus menangis sedaritadi. Alna pun lupa jika tadi ada pesan masuk yang belum dirinya buka, alhasil ia membukanya sesudah masuk mobil.

Ternyata pesan tersebut dari Shara, dia membalas jika dirinya baik-baik saja dan ingin bertemu malam ini dengan Alna. Tapi Alna langsung menjawab bahwa ia tidak bisa keluar malam-malam karena pasti Dzai sudah pulang. Akhirnya Shara meminta Alna menemuinya saat ini juga, dan Shara akan menunggu ditempat yang sudah ia janjikan.

Melihat oma terus bersedih, Alna mencoba untuk bicara pelan. Kelakuan Baram tadi memang mungkin membuat hati oma sakit, namun Alna yakin pria itu masih dalam fase emosinya yang masih belum terbalaskan. Satu jam diperjalanan mengantar oma pulang, disitulah oma mengucapkan banyak terima kasih atas hari ini lalu Alna hanya bisa tersenyum dan mengangguk saja. Oma turun dari dalam mobil lalu melambaikan tangan kanannya keudara setelah mobil yang dinaiki Alna mulai sedikit menjauh. Sang supir bertanya jika mereka akan pergi kemana lagi, kemudian Alna bilang kesuatu tempat yang ia sudah kirimkan lokasinya ke ponsel supirnya.

Sampai di tempat, Alna berjalan mencari keberadaan Shara sekarang karena ia masih belum melihat tanda-tandanya. Alna menjauhi mobil yang ia naiki tadi untuk mencari Shara sambil menelponnya terus.

nomor yang anda tuj--

Ponselnya malah tidak aktif sekarang.

Alna menjauhkan ponselnya dari telinga. Angin ditempat ini cukup kuat sehingga beberapa helai rambutnya pun terbawa. Merasa tidak menemui Shara, Alna pun memilih kembali mendekati mobilnya tadi.

Saat ia masuk kedalam mobil, ia pun bicara.

"tunggu sebentar ya, temanku sepertinya belum sampai kemari" ucap Alna pada supir.

Namun supir itu tidak menjawab.

Alna melirik sebentar supirnya yang sudah tertidur pulas. Alna mengerutkan keningnya. Ia mencoba membangunkan supirnya tersebut karena takut terjadi sesuatu. Dalam beberapa detik, pintu sebelah mobil terbuka dan hal itu membuat Alna kaget. Orang yang Alna tidak kenal sama sekali pun mulai memaksanya keluar dari dalam mobil cepat.

MR, DZAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang