Hari H 💍

76 4 2
                                        

Happy Reading.....





~Dengan Hati-Lyla

Di halaman rumah sudah terparkir 2 mobil dari masing-masing keluarga yang akan melamar Luna. Di ruang tamu terdapat ketegangan antar orang tua Luna karena mereka mempertahankan pikiran mereka tentang pria yang pantas untuk anaknya, Luna.

“Jamet, kenapa kalau ada lamaran musti tegang sih. Gue takut tensi naik.” Bisik Luna.

“Santai dong, gue ikutan tegang nih kayak gue yang mau dilamar.” Jawab Jay dengan berbisik.

Luna dan Jamet duduk bersebelahan dan suasana rumah ayah tiri Luna yang biasanya tenang dan menyenangkan kini berubah menjadi tegang.

Di situasi yang masih tegang,

“HOMO LO.” Tanpa sengaja Luna mengucapkan hal yang tidak baik di depan para pelamar.

“Luna, diam.” Tegur mamanya sambil melototkan mata seperti ingin keluar dan Luna kembali duduk dan Jay yang melihat sahabatnya itu di marahi malah mengejek.

“Kita lanjutkan ya. Kami sebagai orang tua hanya berharap yang terbaik untuk putri kami, dan keputusan ini biarlah dia yang memilih. Luna, bagaimana?” ucap papa Luna dengan lembut dan menyejukkan hatinya.

Berat memang kalau disuruh untuk memilih karena harga diri mereka dipertaruhkan.

“Ingat naks bul, buat apa mempertahankan yang bukan menjadikan lo sebagai pendaratannya.” Jay masih terus berusaha mengubah pikiran Luna agar mau melepaskan Keenan.

"Lo gak akan bahagia kalau pilihan lo salah." Sekarang sambung Jannah disisi lain.

Luna menarik nafas sambil meyakinkan dirinya untuk memilih 2 pria didepannya untuk ia jadikan pelabuhan terakhir dalam kisah percintaan.

“Sebelumnya aku ingin bilang terima kasih untuk kalian yang telah datang kerumah hanya untuk menunggu jawaban yang tidak pasti dari aku. Namun aku juga minta maaf untuk orang yang bukan menjadi pilihanku.” Ucap Luna berhenti sejenak untuk menarik nafas kembali.

Ada keraguan yang amat besar di dalam hatinya untuk jawaban yang telah dia pertimbangkan. Namun, dia harus memilih agar tidak ada yang terluka ataupun terlalu berharap dengan dirinya.

“Keenan, aku pilih dia.” Luna menetapkan pilihan kepada kekasihnya yang sudah hampir 4 tahun bersama.

Keenan tersenyum lalu berdiri untuk mendekati sang pacar kemudian memasangkan cincin di jari manisnya. Tapi Vano juga ikut membuat Keenan menampilkan senyum mengejek.

"Dia memilih saya, Keenan Barry." Ucap Keenan di depan Luna dan Vano.  Namun ucapan barusan hanya dapat didengar oleh Vano dan Luna saja.

Tampaknya Vano merasa cuek dengan ucapan yang dilontatkan oleh Keenan barusan. Dia tetap ke arah Luna untuk menyampaikan tujuan awal, "selamat ya Luna, semoga langgeng."

“Gue masih bisa kan temenan sama lo. Dan kalau memang lo berubah pikiran, ambil hp dan telpon gue. Akan gue lepaskan cincin itu sendiri dan memberi cincin ini.” Vano tertawa dan benar kata orang kalau tertawa itu nular.

Masih aja dia tertawa disaat perasaannya ditolak, batin Jay.

"Vano buat gue aja bisa gak sih, pliss kasihan banget si tulus di anggurin." Ucap Jannah seperti netizen yang melihat fansnya di selingkuhi pacar.

"Heh ngomongnya itu lo. Bekas gebetan orang dilarang untuk didekati." candanya.

"Apaan sih lo, gue juga bercanda kali." Jannah misuh-misuh dan pergi kedapur untuk mengambil makanan.

Landing in My Heart! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang