Jujur sama aku

46 5 3
                                    

Happy Reading......

~Lupakan Cinta-Rossa

Pintu cafe terbuka menampilkan perempuan yang sedang kecewa.

"Lo gak jadi pergi?" Jay menanyai perempuan yang saat ini bermuka masam bahkan dia tidak malu memukul meja walaupun dilihat oleh banyak pengunjung disana.

Tas tanpa merk yang dibeli di e-commerce dengan harga murah diletakkan diatas meja dengan Luna yang sudah terdampar disana sambil menelungkupkan kepala di antara lipatan tangan.

"Haha mampus, ini namanya karma nyuruh gue buat cari apartmen dan lo malah ninggalin gue pacaran sama Keenan." Bukannya menghibur malah menertawakan penderitaan kawan sehidup sematinya.

"Diem lo." Jay diam dan Luna masih setia dengan posisi awal.

"Lo pasti doa agar gue gagal kan kencan sama Ken?" tanya Luna mengintimidasi dan jari telunjuk yang sudah berhadapan di depan muka Jay.

"Yaiya dong, doa disaat hujan ditambah sebagai orang teraniaya cepet terkabul." Tawa Jay semakin menjadi dan puncak dari kekesalan Luna juga semakin menjadi. Jika mereka tidak segera masuk kedalam ruangan maka pelanggan akan melihat adu jotos kedua sahabat itu.

"Kenapa kalian? Berantem mulu." Jannah menghampiri mereka berdua dan kebetulan memang Jannah setiap pulang dari rumah sakit akan mampir di cafe kedua sahabatnya.

"Gapapa." Luna menjawabnya dengan singkat.

"Hadeh bilang aja kenapa lo. Muka masam kayak cuka gitu bilang gapapa. Si jamet gangguin lo lagi?" Jannah berusaha mendapat jawaban dari Luna yang memang mereka berdua tidak terlalu dekat seperti Jay pada mereka.

"Guee gagal jalan sama Keenan."

"Kenapa?" tanya Jannah bernada.

"Ibunya minta jemput dari Jogja. Lagian juga sekarang lagi hujan." Jelas Luna.

"Dan lo gapapa?" Luna mengangguk.

Jannah heran betul dengan perempuan didepannya saat ini, mempertahankan Keenan sebegitu besarnya. Di matanya gak ada istimewa dari seorang Keenan tapi mengapa di mata sahabatnya itu Keenan bagaikan dewa. Apakah matanya yang rabun atau Luna yang dibutakan oleh cinta? Aiss Jannah sendiri pusing memikirkannya.

"Jangan gapapa terus dong. Apa-apa dimaklumin, apa-apa diizinin. Nanti kalau suatu hari dia bilang batal nikah karena mantan datang lo mau bilang apa? Oh iya silahkan begitu?" Jannah ceramah panjang lebar dan Jay diam mengamati kedua perempuan yang menjadi sahabatnya.

"Lo gak boleh ngomongin sahabat gitu, doain yang terbaik." Luna tidak terima, baginya Keenan sudah melakukan hal benar dengan memprioritaskan ibunya. Jadi kalau dia bisa menghormati ibunya maka Keenan bisa menghormati istrinya. Tidak salah pilih kan Luna?

"La lo sendiri gak mau dengerin kita." Bantah Jannah.

"Ya kalau lo gak jelekin Keenan gue gak bakal cuekin kalian." Masih ribut mereka berdua.

"Gak ada hubungannya dengan Keenan!" Nada Jannah mulai tinggi.

"Tapi kita berantem karena bahas tentang Keenan tunangan gue!" Jawab Luna yang masih tidak terima.

"Udah diem semuaa. Baikan sekarang, gue gak mau ya kalian ribut kayak gini." Jay menyetukan dua tangan untuk saling berjabat tangan. Jay pusing kalau harus mendengar keributan dua wanita didepannya. Jay, gimana nanti kalau punya istri cerewet. Dia malah memikirkan nasibnya sendiri.

&&&&&

Diatas motor yang melaju dengan kecepatan yang lumayan cepat terdapat dua sahabat yang dari tadi tertawa tanpa henti dengan hal konyol yang mereka lontarkan sambil menikmati angin malam di tengah jalan yang ramai. Bodo amat dengan yang namanya masuk angin. Kerokan dikit langsung sembuh.

Landing in My Heart! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang