Selamat membaca....
Wanita yang kau pilih ~ Rossa
Hari minggu memanglah epic kalau melakukan hobi yang kita suka. Namun, beda untuk beberapa kali ini Keenan bermain badminton bersama Sekar bukan dengan Luna. "Out, gue yang menang." Dengan semangat Keenan melompat ditempat sedangkan Sekar keluar dari lapangan langsung melempar raket ke sembarang tempat.
Dia mendekati sahabat perempuannya yang duduk sambil menenggak sebotol air yang tadi dibelinya di tukang keliling. "Yah, baru juga skor 12-5 udah nyerah."
Sekar mendelikkan mata belo nya, "males ah. Lo mulu yang menang."
Sebenarnya kasihan juga dengan Keenan, sedikit punya teman dan sekarang kehilangan Luna yang sudi menemani hidupnya. Kalau bukan rasa simpati dan empati, sudah dia tinggal deh biar sekalian sendirian. Batin Sekar.
"Kar, gue bener-bener merasa kehilangan. Ternyata Olivia hanya harapan sia-sia, dan bisa gak bantu gue buat balikan sama Luna lagi. Kali ini gue mau serius." Permintaan Keenan sangat berat buatnya.
Dari dulu Sekar juga sudah melarang Keenan untuk tidak lagi mengharapkan sesuatu yang tidak akan pernah dia gapai lagi yaitu balikan dengan Olivia. Menurutnya wanita itu hanya ingin mencari 'tempat aman' jika suatu saat dia sudah tidak laku menjadi model.
Padahal dia juga sudah menikah dengan salah satu pemilik agensi yang pernah menaunginya, tapi seolah karma menjatuhkan dirinya akibat mengkhianati Keenan. Suaminya bangkrut dan Olivia sekeras itu ingin mendekati Keenan, tapi Sekar sudah meminta bantuan Arga untuk menjauhkan kuman itu dari hidup Keenan.
"Manusia paling plin-plan, egois, gak pernah mempertimbangkan baik buruk dan paling munafik tahun ini jatuh pada lo Ken. Tak ingin usai tapi sama yang dulu juga gak selesai, mau kapan lo nindas diri lo dengan hidup prik kayak gitu." Satu demi satu kata yang Sekar lontarkan tepat sasaran untuk melukai seorang Keenan.
Keenan memaklumi ucapan sahabatnya, semua temannya juga mengatakan hal yang sama seakan hidupnya memang membosankan dan tak ada yang menarik tapi dengan mudahnya dia mendapatkan sosok Luna yang bisa bertahan selama 3 tahun dibanding Olive yang hanya sempat berpacaran selama 7 bulan. "Sekarang lo seperti si bungkuk yang merindukan bulan." Sambung Sekar.
"Benar apa yang lo ucap semuanya, gue sudah meredupkan sinar bulan anak orang. Bantu gue buat meminta maaf dengan Luna, mau diterima atau tidak yang penting hidup gue tidak akan mengalami penyesalan seumur hidup." Keenan bersungguh-sungguh. Matanya tak dapat membohongi sekitar.
Keenan adalah salah satu cowok polos tentang dunia wanita, dan sebenarnya Sekar sudah telat melindungi Keenan dari teman satunya yang bernama Richard. Dia yang sering mengajarkan Keenan mabuk bahkan pernah hampir diajak untuk menemui perempuan yang tidak benar.
"Iya deh gue bantuin. Demi sahabat tercinta." Mendengar angin segar dari sahabatnya membuat Keenan berdiri dan memaksa Sekar untuk berdiri juga lalu memeluknya dengan erat bahkan Sekar merasakan tubuhnya terangkat keudara karena Keenan memeluknya sambil berputar.
"Lusa gue kabari. Pulang yuk!"
******
Luna dan Jannah hari ini sudah berjanji ingin membantu Jay membuat kue dan makanan untuk diberikan kepada Celine, mantan pacarnya. Mereka sudah membayangkan bagaimana nanti Jay dan Celine piknik bersama di taman sambil menikmati hidangan yang mereka buat.
"Dan satu lagi, Celine pasti akan menerima ajakan Jay untuk menikah, pasti!" Dia berangan-angan tentang pertemuan itu, dan dirinya yakin jika pilihan Jay itu terbaik. Ya walaupun nenek dan mamanya tidak setuju, tapi bukankah terkadang pilihan orang tua tidak selalu benar.
Jannah berfokus pada sebuah masakan simple yaitu udang tepung saus lemon sedangkan Luna membuat mille crapes lemon. Memang hidangan kali ini bertemakan lemon karena Celine menyukai buah asam tersebut.
"Kalau mengoles krim masuk kedalam bukan keluar." Koreksi Jay tak henti mengoceh hanya soal pengolesan sebuah krim. Baginya teknik adalah nomer satu sedangkan bagi Luna apapun caranya yang penting hasilnya bagus dan enak. "Pulang sana kalau nyuruh-nyuruh terus!" Luna juga jago masak jadi baginya tidak perlu bantuan dari Jamet walau tidak sesuai teknik.
Jannah hanya diam mendengar pertengkaran mereka jika sedang berkumpul bersama, tapi sekarang bukan waktunya mengoceh mengingat waktu sudah hampir jam 1. "Selesain dulu deh kerjaan dari pada omongan kalian. Jam 1 loh ini." Jannah menunjuk-nunjuk jam tangannya.
Mereka akhirnya menyelesaikan semua hidangan antara lain udang tepung saus lemon, mille crapes lemon, nasi, juga sandwich. Yah terlihat seperti hidangan piknik pada umumnya dan tidak lupa minuman dari café mereka.
Luna menatap Jamet dari ujung kaki hingga rambut, "Berpenampilan lah sedikit berbeda dari biasanya lah, masak lo mau pake kemeja acak-acakan gitu? Pake kaos berkerah terus luarnya dikasih jaket atau gimana lah." Koreksi Luna.
Dua perempuan itu sembari menunggu Jay berganti baju, mereka meletakkan alat piknik di mobil Jay bahkan sudah menyiapkan bunga tulip putih dan kuning. Mereka tak akan ikut di acara balikan dan hanya akan menunggu kabar bahagia di rumah Jannah.
Dering telepon Luna memecah keheningan mereka, "Mamah gue!" sekian bulan tidak pernah ada kabar soal mamanya kecuali dia sering berinteraksi dengan ayah tiri atau adiknya untuk menanyai kabar di rumah.
Dia pamit untuk mengangkat telepon, "Hallo ma?" suaranya lirih agak kaku, maklum sudah lama tidak bertegur sapa.
"Lun, bisa kamu pulang ke rumah sekarang? ada seseorang yang ingin menemuimu." Telepon mati dan ia langsung menyuruh Jay segera pergi barulah ia akan pulang menemui keluarganya.
*****
Matanya menangkap sebuah mobil yang sangat familiar karena mobil itu tertera plat mobil milik Keenan. "Ada apa ya dia kemari?" gumamnya. Segera saja ia masuk kedalam rumah dan tidak lupa mengucapkan salam.
Rumah keluarganya sudah ramai dengan saudara-saudaranya juga keluarga Keenan yang lengkap. Ayah tirinya menyambut kepulangannya dengan senyum lebarnya juga ada papa dan mama tirinya berkumpul. "Ramai sekali, ada acara apa?" tanya Luna dengan senyum yang selalu ia tampilkan.
"Keenan ingin melamarmu Luna dan kami sepakat apapun jawaban kamu." Papanya yang menjelaskan maksud kedatangan keluarga Keenan dan semua acara ini adalah ide dari papanya. Berbeda dengan mamanya yang masih enggan untuk menyapanya dan Luna tahu mamanya masih kecewa apapun yang telah dirinya lakukan.
"Nak Luna kami kembali kesini untuk melamarmu dan kalau kamu menerima maka kita akan segera melangsungkan pernikahan 2 bulan setelah lamaran. Bagaimana?" mama Keenan menjelaskan.
Luna melirik mamanya yang tak juga merespon apapun, dalam hati ia kecewa karena mau itu marah atau apapun setidaknya mamanya peduli. "Ini terlalu mendadak untuk Luna dan saya tidak berani memutuskan. Bagaimana dengan papa dan mama?" Luna beraanikan pertanyaan itu dikembalikan kepada mama dan papanya berharap mamanya merespon.
"Papa selalu merestui kamu." Jawab papanya sambil menepuk kepala dengan sayang.
Luna menatap mamanya, "Mama akan mencoba merestui kalian, tapi mama mohon jangan buat Luna tersakiti lagi." Ucapan mamanya membuat hati Luna luluh dan terharu karena mamanya ternyata sudah memaafkannya dan ingin kembali bersama.
Luna mendekati mamanya dan bersimpuh dikaki mamanya lalu memeluk dengan erat. Luna enggan bangkit dari pelukan mamanya takut bila semua ini hanya mimpi.
"Hei, bagaimana jawabanmu untuk Keenan?" tanya mama Luna dengan mendangakkan dagu anaknya dan Luna mengangguk mau.
Keenan sedari tadi yang tak mengucapkan sepatah kata menghampiri Luna dan menyematkan cincin tunangan dan membisikkan kata manis yang jarang Luna dengar. "I love you."
Semua ini adalah rencana dari Sekar setelah Keenan memohon beberapa hari lalu dan daripada dia harus repot sekalian saja dilamar.
Tbc...
Maaf ya lama nunggu 😔
KAMU SEDANG MEMBACA
Landing in My Heart!
General FictionNamanya Keenan Barry, seorang pilot kesayangan Luna. Bukan super hero tapi seorang kapten pilot yang mengendarai sebuah pesawat terbang. Nyatanya hubungan bukanlah hal mudah yang ia lalui saat ini karena memperjuangkan perasaannya demi seorang kapt...
