Tuhan bila masih ku diberi kesempatan

21 7 1
                                    

Happy Reading....

Aku tidak menyebutkan agama dan tradisi Celine. Kalian bebas berhayal hal itu.

Sekali ini saja~Rossa

🌹🌹🌹🌹🌹

Jay menggerak-gerakkan kakinya tanda gugup. Saat ini dia bersama mamanya bertamu ke rumah Celine. Dihadapannya sudah ada papa dan mama Celine sedangkan Celine hanya menunduk disamping papanya.

Harusnya mereka sudah tau bila semuanya tidak bisa disatukan. Mereka sangat berbeda.

"Langsung saja, apa yang membawa kalian kesini?" Tanya papa Celine dengan tegas. Tidak ada wajah ramah sedikitpun yang ditampilkan untuk keluarganya.

Jay dan mamanya tidak berdua tapi dengan nenek juga paman. Waktu itu menjadikan neneknya berfikir, apabila Jay benar-benar pergi, lantas siapa yang akan menanggung hidup mereka.

"Kedatangan kami semua sudah jelas ingin bertanggung jawab atas perbuatan Jay ke anak anda. Kami tidak ingin basa-basi, bila tujuan kami ingin melamar Celine untuk Jay." Ucap pamannya mewakili Jay walau dengan nada yang sama-sama tegas.

Jay menatap perempuan yang masih ada dihatinya. Papa Celine mendekati Jay tapi kali ini dengan mata yang tidak bisa dideskripsikan.

Tampak berat bagi seorang ayah yang merasa gagal untuk melindungi putrinya, itulah yang dirasakan oleh papa Celine. Seorang perempuan akan terpandang rendah saat dia sudah rusak.

"Tidak akan ada seseorang yang mau menerima Celine apa adanya kalau sudah begini jadinya." Terdengar kata putus asa dari mulut seorang ayah. Namun, kalimat itu seolah menjadi angin segar bagi Jay. Restu seakan berpihak padanya.

"Boleh kamu bawa anak saya, tapi tolong jangan pernah ambil dia dari Tuhannya." Pinta papa Celine, tapi berat buat hubungan mereka.

"Kamu boleh tidak mengikuti tradisi keluarga kami, tapi jangan halangi Celine untuk tetap melaksanakan tradisi dari nenek moyangnya." Sambung papa Celine.

Tanpa berfikir dan basa-basi Jay langsung menyanggupi permintaan papa Celine.

"Jay!" Bisik neneknya dengan sedikit penekanan.

○○○○○

"Apa kamu gila?" Tanya mama Jay setelah pulang dari rumah Celine.

"Kamu menyanggupi semuanya tanpa minta persetujuan dari kita. Kamu setuju Celine tetap pada kepercayaannya, apa kamu mau ikut kepercayaan Celine? Mama gak masalah sama tradisi keluarganya tapi tidak dengan kepercayaannya." Omel mama Jay yang didukung oleh neneknya.

"Enggak ma. Kita tetap akan pada kepercayaan masing-masing. Jadi mama tenang ya!" Jay memegang kedua bahu mamanya dan agak menunduk untuk menenangkan mamanya.

"Aku sudah memikirkan ini dengan matang ma. Kami akan menikah di luar negeri." Ucap Jay.

"Tenang gimana sih Jay? Pusing mama punya anak kayak kamu. Persis sama kayak papamu dulu. Keras kepala, menghalalkan segala cara termasuk menentang Tuhan. Apa itu bagus? Udah merasa pintar? Oh apa ini pemikiran kamu soal open minded itu?" Mamanya menangis.

Jay lemah bila melihat tangis mamanya, satu-satunya yang dia punya sampai saat ini. "Bukankah mama waktu itu sudah merestui dan setuju soal keputusan Jay ini?" Tanya Jay mengingatkan kejadian waktu itu.

"Mama merestui tapi bukan seperti ini yang diharapkan." Jawab mama Jay.

Jay memukul pintu masuk rumahnya dua kali dan memilih untuk keluar rumah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 2 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Landing in My Heart! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang