Happy Reading....
~Seribu pelukan-Raissa Ramadhani
Sekarang ini Jay berdiri di pintu belakang restoran. Dia lelah saat ini, tidak ingin berdebat, tidak ingin mengetahui tentang apapun. Dunianya seakan berhenti karena permintaan Celine.
Tendangannya pada tong sampah terdengar nyaring hingga membuat Luna kaget. Luna menghampiri pria yang sedang tidak baik-baik saja. "Jamet, gue ada disini!" ucapan Luna menyeruak sampai ke hati Jay hingga dia tak dapat membendung tangisnya. Tangis seorang pria tulus yang sedang terluka.
"Gue capek naks bul. Semua keluarga gue terlalu berekspektasi tinggi ke gue dan terlalu mencampuri hidup yang gue jalani." Luna memeluk pria yang sedang rapuh tersebut. Sebenarnya Luna datang atas permintaan Celine yang meneleponnya.
Tadinya Luna sendiri masih lembur di kantor namun mendengar semua cerita Celine dia memilih untuk menemani Jay. "Gue sampai kapan pun gak akan pernah melepaskan Celine apapun keadaannya naks bul. Dan sekarang dia memutuskan hubungan kami." Sambung Jay. Luna tahu Celine bersembunyi untuk memantau sahabatnya.
"Met, takdir memang kejam tapi jalan tuhan lebih baik dari apapun." Luna ikut menangis merasakan kesedihan atas sahabatnya dan kisah cintanya. Rapuhnya Jay adalah rapuhnya juga.
"Kita pulang ya. Besok sore kita ke rumah Celine dan menjelaskan semuanya agar kalian tetap bersama." Bujuk Luna dan Jay mengangguk mengikuti langkah Luna menuju parkiran.
Dia duduk di kursi penumpang dan Luna yang akan menyetir. "Mobil siapa?" tanya Jay.
"Mobilnya Bara." Jawab singkat. Disepanjang perjalanan Luna hanya fokus pada jalanan sedangkan Jay hanya diam menyenderkan kepala pada kaca mobil.
"Mau pulang atau ikut gue ke kantor?" tanya Luna karena dia harus menyelesaikan pekerjaannya dan di kantor masih ditunggui oleh beberapa orang termasuk bosnya.
"Ikut kantor lo." Jawab Jay singkat.
*****
Luna membereskan kasur sembarang karena setelah subuhan dia malah lanjut tidur dan dia sudah telat 12 menit. Ada meeting di restoran.
"Sebentar Lis gue juga lagi naik lift." Luna mematikan sambungan telepon Alice yang sedari tadi meneleponnya menyuruh cepat sampai.
Matanya menangkap sosok Keenan yang berhadapan dengan bos dan Alice. Keenan ditemai oleh sahabatnya Bernama Agra yang dulu pernah main di café Jay La.
"Luna." Sapa Agra dan menyalami Luna. Kemudian disusul Keenan yang menyalami dirinya.
Dia duduk disamping pak Harry dan menunjukkan desain yang diminta. Bosnya memberikan laptop Luna kepada Agra untuk melihat desain-desain sebuah restoran.
"Pak saya ditelepon Bara. Saya izin dulu ya." Izin Luna dan diangguki oleh bosnya.
Keenan menatap kepergian Luna. "Ada apa ya pak sama dia?" tanya Keenan penasaran dan disikut oleh Agra karena menurutnya tidak sopan.
"Dia menelepon pacaranya." Jawab Alice buru-buru. Ingin membantu kelancaran move on Luna.
Luna balik lalu meeting mereka berjalan cukup panjang karena perdebatan antara Agra dengan Luna yang sama-sama tidak nyambung.
Pak Harry balik duluan dan meeting telah usai. Dia dan Alice akan langsung pulang karena sudah selesai pekerjaan kemarin.
"Jeruk!" ucap Alice mengambil jeruk ditas Luna. Dan ajaibnya jeruk 1 minggu lalu masih bagus dan berwarna kuning sempurna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Landing in My Heart!
General FictionNamanya Keenan Barry, seorang pilot kesayangan Luna. Bukan super hero tapi seorang kapten pilot yang mengendarai sebuah pesawat terbang. Nyatanya hubungan bukanlah hal mudah yang ia lalui saat ini karena memperjuangkan perasaannya demi seorang kapt...
