Luka Jay ❤️‍🩹

36 1 1
                                    

Happy Reading....

Besok adalah waktunya undangan diambil dan Luna bisa segera membagikan ke sanak keluarga beserta teman-teman. Jadi sisa waktu sebulan ini ia akan gunakan sebaik mungkin untuk mempersiapkan diri saja selebihnya sudah diserahkan pada pihak yang lebih paham.

"Wuhh seger banget."

Zahra keluar dari kamar mandi habis keramas setelah seharian mengurus acara pensi di sekolahannya dan dia ditunjuk sebagai ketua panitia.

"Gak sabar mau pake baju baru dinikahan kakak. Besok aku diajak ya kak kalau sebar undangan!"

Adiknya cengar-cengir padahal kalau mau pakai baju baru pun sekarang juga bisa karena dilemarinya juga ada beberapa baju yang belum sempet ia pakai.

"Iya kakak ajak, tapi naik diban ya!" Candanya hingga buat saudara tirinya memberengut lucu.

Sudut pandangnya kepada Zahra dan keluarganya berubah dan dia merasa berharga dikelilingi oleh keluarga yang support dia menjalani hidup yang diinginkan. Tidak ada lagi sungkan untuk cerita kepada ayah ataupun ibu tiri bahkan adik-adiknya, tertawa lepas bila ada yang lucu dan sedih bila memang ada hal yang buat dia sedih. Restu telah merubah dunianya. Rasa syukur adalah kunci bila hidup itu sebenarnya baik-baik saja.

"Kakak, ayah bawa jeruk nih."

Seketika pintunya digedor oleh ayah dan kedua saudara itu bergegas menghampiri meja makan untuk saling berebut buah kesukaan mereka berdua. Diruang makan sudah ada Eren yang sudah mencicipi jeruk yang mereka rebutkan untuk mencicipi pertama. Dia mengerti sekarang bagaimana ayah tirinya sangat menyayanginya dan ternyata dirinya sendiri yang membentengi diri dengan orang-orang baik.

"Tadi mama sama ayah ke tante Eta dan ini jenis jeruk yang bakal ada di resepsi kamu Lun, dan tante Eta juga udah desainin kue pernikahan bagus banget. Ini lihat, mama suka warnanya."

Mama membuka hp dan diperlihatkan desain kue dengan 3 tingkat dengan diameter yang berbeda dan sekitar kue dihiasi warna ungu dan kupu-kupu. "Kuenya udah ya tinggal undangan besok, segera diambil biar kita sekalian liburan ke sanak keluarga jauh." Sambung ayahnya tidak sabar menunggu momen sebar undangan. Ada hal istimewa apa dengan undangan?

Semua orang telah terlelap dan dia tidak ada tanda untuk segera tidur.

Keenan

Belum tidur ya? Sama, besok aku mau ambil undangan dulu kepercetakan baru jemput kamu

aku mau ajak naik helikopter

Selamat malam, mimpi yang indah..

Oke..

*****

Semalam mimpinya indah, dan dia sudah siap dengan riasan simple sembari menunggu datangnya Keenan. Tidak sabar membuka undangan yang tercetak namanya dan calon suaminya.

Keenan memarkirkan mobil lalu mendekati mama dan mencium tanganya, "Baik Ken?"

Tanya mama yang sekarang lebih halus cara bicaranya. Syukurlah.

Selama perjalanan hanya candaan yang keluar diantara keduanya tapi Keenan tak kunjung memperlihatkan undangan katanya nunggu nanti pas udah jalan-jalan pake helikopter.

"Tinggi juga ya menuju helipadnya."

Luna pertama kali menginjakkan kaki di sebuah helipad dan bahkan baru melihat helicopter lebih dekat.

"Ini beneran aku naik helikopter? Oh gini ya rasanya jadi sultan!" Ucap Luna senang sambil menyentuh helikopter tersebut. Agak kampungan sih tapi kalau itu bisa buat dia bahagia siapa yang mau protes?

Landing in My Heart! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang