Runtuh

69 5 2
                                    

Happy Reading



Jangan lupa vote, komen, follow akun wattpad aku dan kalau mau lihat aktivitas cerita aku kalian bisa follow ig aku elxes321.

Back to activity, dengan semangat baru setelah seharian kemarin Luna libur bersama Jay dan Jannah. Dia bersama dengan tim mulai membagi pekerjaan untuk merenovasi sebuah rumah mewah di perumahan elit.

Tugas Luna sekarang adalah belanja perabotan rumah yang menurutnya cocok untuk rumah klient. Dan untuk belanja perabotan ini dia akan ditemani oleh pemilik rumah baru namun sampai saat ini dia belum datang maka dia mengamati saja para pekerja yang mengecat bagian dinding.

"Ayok Lun kita berangkat!" Dahi Luna mengernyit mengapa Vano ada disini dan juga mengajaknya berangkat.

"Lo pemilik rumah baru ini?" tanya Luna dan Vano dengan senyum yang tercetak diwajahnya mengangguk.

Ternyata Vano memang baru membeli rumah yang sekarang ini Luna dipercaya untuk mendesain rumah baru tersebut.

"Kenapa gak bilang?" tanya gue mulai ngegas.

"Gue sengaja menyuruh asisten gue yang dulu ketemuan di mall untuk memesan desain ke lo. Kalau gue sendiri pasti lo bakalan nolak kan?"

"Tapi kan kalau sejak awal lo ngomong gue bisa kasih diskon sebagai teman." Jawab Luna dengan tangan yang memukul lengan Vano.

Teman? Apakah tubuh dan perasaannya sangat transparan sampai-sampai dia tidak melihat perjuangannya untuk terus mendekatinya. Batin Vano.

Mereka segera berangkat ke toko mebel milik papanya.

"Temen aja nih?" tanya Vano dengan suara cengiran khasnya. Sebenarnya Vano menginginkan hal lebih dari Luna untuknya. Tapi dia sadar diri jika perempuan disampingnya hanya mencintai orang lain dan dengan kurang ajar dia mengharapkan hal yang lebih.

"Kakak adikan aja mau?" Luna menyelingi dengan tawa tanpa tahu ucapannya membuat pria yang sangat mengharapkannya sedih.

Beberapa kali mereka berjalan mencari perabotan rumah namun hanya Luna yang antusias bukan seperti Vano yang biasa bercanda, dia hanya diam dan mengangguk bila Luna menanyakan sesuatu.

Luna sebenarnya mengamati setiap pergerakan dan juga tingkah Vano sedari tadi. Dia peka namun dia tidak mau pria baik itu menunggu dirinya yang bodoh dalam mencintai seseorang yang tak mencintainya.

Tin tin....

Akhirnya Jamet datang untuk memecahkan keheningan diantara keduanya. Luna sengaja meminta sahabatnya untuk menjemput di toko mebel agar dia tidak canggung jika berduaan dengan Vano.

"Besok gue akan balik lagi ya Van." Vano hanya mengangguk dan tidak lupa dia menyalami Jay dan dirinya sebelum pergi.

"Kenapa?" tanya si Jamet menanyakan sikap Vano yang berbeda.

"Panjang ceritanya." Jawab Luna singkat dan malah meninggalkan Jay dengan sudah naik ke atas motor.

"Lo ngecewain cowok sebaik dia?" tanya Jay tiba-tiba serius bahkan dia menatap mata Luna dengan dalam.

Landing in My Heart! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang