GAMON

54 3 4
                                        

Happy Reading......

Setiap satu masalah pergi pasti masalah lain akan menghampirinya hingga dia pusing memikirkan kapan ia akan Bahagia.

"Luna kenapa pekerjaanmu tidak kelar dari deadline yang sudah saya dan Bara buat? Ada masalah apa?" tanya pak Harry yang menodong desain untuk proyek hotel di Bali.

"Maaf pak saya juga lupa dimana desain itu. Bagaimana jika saya pulang ke rumah mama saya mencari itu." Luna meminta kelonggaran waktu kepada bosnya dan pak Harry yang sangat mempercayai anak buahnya itu maka dia memberi waktu 2 jam untuk mengumpulkan desain itu karena jam 3 sore nanti akan ada meeting untuk membahas kelanjutan proyek Bali.

"Reza, lo tau gak kira-kira Alice datang jam berapa ya?" Luna menanyai rekan kerjanya yang biasanya tau tentang teman kantor.

"Waduh dia ke luar kota ngurus proyek hotel di Jepara. Pulangnya masih minggu depan." Kenapa Luna tidak tahu dan tidak mengingatnya. Dia pamit kepada rekan dikantor.

Beberapa kali dia pesan ojol namun sudah 3 kali di cancel karena memang ini waktunya hampir jam istirahat.

"Jamet, lo bisa jemput gue di kantor gak? Desain gue ketinggalan di rumah mama." Dia menghubungi sahabatnya karena waktu tinggal 1 jam saja.

"Gue lagi cari kerjaan. Telepon Jannah aja deh." Jay langsung menutup teleponnya karena dia akan fokus dengan tujuannya.

Luna tahu jika Jannah ada operasi hari ini maka dia dengan gabutnya menscroll kontak di hp dan satu nama muncul di layar yaitu Keenan.

"Hallo Luna, ada apa?" Sahut Keenan dari seberang sana. Suaranya khas bangun tidur.

"Kamu sibuk gak Keenan? Aku mau kerumah mama ambil desain dan waktu aku Cuma 1 jam lagi. Bisa kamu anta raku?" Luna meminta bantuan kepada pria itu dan dengan senang hati Keenan mau.

Setelah sekian lama sekitar 15 menit, Keenan sudah berada dihadapannya. "Sabuk pengaman dipakai, nanti di tilang polisi." Keenan dengan tingkah manisnya memakaikan seatbelt dan tentu jantungnya akan berirama dengan kencang.

Mereka melaju sekitar setengah jam sampai di rumah mamanya. Antara takut dan enggan bertemu mamanya namun Luna tidak mau mempertaruhkan pekerjaan dan dia mau merobek wajahnya didepan mama.

"Assalamualaikum." Pintu depan memang terbuka namun bukan berati Luna dengan seenaknya masuk karena ini bukan rumahnya.

Muncul seorang bocah perempuan yaitu adiknya Zahra. "Waalaikumsalam, kakak." Zahra dengan sangat girang memeluk Luna dengan erat. Luna akui adiknya sangat menyayangi dan juga menjadikannya sebagai kiblat untuk masa depannya.

"Semua orang kemana kok sepi?" tanya Luna melupakan tujuan awalnya.

"Eren dirumah sakit kak katanya jam 11 siang tadi operasi. Oh ya btw kakak mau cari apa?" tanya Zahra menanyakan tujuan awal kakaknya.

"Oh ya, kakak mau ke kamar kakak dulu ambil desain." Minta izin kepada adiknya.

"Yah kamar kakak udah dibongkar dibuat kamar adek Eren. Kakak mau cari apa?" Luna tidak habis pikir tentang ucapan mamanya. Dia benar-benar dibuang hingga kamarnya pun lenyap digantikan sebuah kamar bernuansa bayi.

Saat Luna terpaku dengan kamarnya yang sudah berubah, Zahra menyodorkan sebuah kertas panjang dan besar berisi desain yang dia cari.

"Aku tahu pasti kakak butuh makanya sehari sebelum itu ayah beri aku semua barang kakak untuk disimpan." Luna memeluk adiknya dan mengucap terima kasih berulang kali.

"Kakak pergi ya." Luna pamit dan diangguki adiknya.

Keenan menunggu Luna dengan was-was karena mama Luna tidak menyukainya. Apalagi dia tau dari Sekar jika Luna sudah tidak tinggal dengan orang tua karena dia membela dirinya.

Landing in My Heart! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang