Happy Reading....
•
•
•
•"Membangun keyakinan di saat restu yang tak berpihak memang susah."
~Luna~Di dalam kamar terdengar tawa yang lumayan keras dimana mereka berdua sedang mengemasi pakaian, bukan pakaian Luna tapi pakaian tante Eta mama Jay.
“Tante Eta berapa lama ke rumah nenek Jamet?” tanya Luna masih tertawa karena ulah Jay yang selalu buat dia tertawa dengan hal bodohnya.
“Kalau ngomong sama gue sih 6 bulan tapi entah kalau kangen sama anak gantengnya.” Jawabnya terlalu percaya diri tapi memang dia ganteng banget bahkan Keenan kalah ganteng.
Mereka berdua sudah sejak dari siang sampe sekarang malam hari. Memang sudah biasa mereka menghabiskan waktu bersama berdua sedangkan Jannah jarang bisa kumpul karena dia kerja di rumah sakit sebagai dokter anak.
Setelah membereskan pakaian mama Jamet, mereka menggelar tikar dan akan tiduran disana sambil bercerita.
“Gimana Met, lo betah gak pacaran sama dia?” tanya Luna, tangannya seolah-olah sedang meraba-raba langit ingin mengambil bintang.
Angin malam yang sejuk juga suasana tenang di teras rumah Jay dan di dukung dengan daerah perumahan yang sangat sepi membuat mereka tiduran beralaskan tikar menatap langit malam yang cerah dengan hamburan bintang-bintang.
“Celine? Ya betah lah ogeb. Orangnya baik, lembut, penyayang, apalagi ya?” Ucapnya seolah-olah bertanya kelebihan apalagi yang dimiliki pacarnya.
Pukulan lumayan kencang mendarat tepat di lengan jamet. Luna sendiri merasa iri dengan apa yang diucapkan sahabatnya itu, beruntungnya mereka saling mencintai bukan seperti dirinya yang harus berjuang sendiri hanya untuk dapatkan cinta dari seorang kapten.
“Canda beb gak usah nangis.” Dia duduk mencoba menenangkan Luna yang ingin menangis. Luna sendiri ingin sekali memaki diri-sendiri karena dirinya yang lemah dan apa-apa harus dimasukkan dalam hati.
“Lo sih bikin gue iri sama hubungan istimewa kalian itu. kita sama-sama pacaran ditahun yang sama tapi kenapa hubungan kita tidak sama.”
“Mungkin memang keadaan yang memaksa kita buat beda naks bul.” Jawaban nyeleneh dari seorang jamet disampingnya.
“Apa-apa lo nyalahin keadaan Jay.” Luna kembali tertawa.
Membuatnya tertawa adalah sebuah pekerjaan mulia bagi Jay karena Luna menganggapnya orang berharga mengingat dia anak broken home yang jarang diperhatikan.
“Oh ya pas lo ke apartmen gak lihat Keenan?” Jay hanya menggeleng tanpa mengeluarkan suaranya.
“Kenapa ya Met dia gak pamitan sama gue?” Sambungnya dan Jay menjawab dengan gelengan kembali.
“Yah,” Dia kecewa.
Jay tidak tega membohongi sahabatnya tapi dia ingin mereka putus karena sahabatnya cuma diberi luka dan harapan yang tidak ada pastinya.
“Naks bul gue ngantuk, lanjut besok aja ya ngomongnya.” Jay lebih dulu meninggalkan Luna yang masih ingin menatap bintang-bintang di langit.
"Met gue tau kalau tadi pagi lo menyuruh Keenan untuk pergi. Gue lihat kok." Ucap Luna pelan sendirian tapi tidak disangka bahwa Jay juga belum masuk rumah. Dia mendengar ucapan Luna tersebut.
"Naks bul, perasaan dan harga diri lo lebih berharga maka dari itu lebih baik gue membohongi lo." Jawab Jay pelan tanpa Luna tahu.
&&&&
![](https://img.wattpad.com/cover/277941570-288-k300632.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Landing in My Heart!
Ficción GeneralNamanya Keenan Barry, seorang pilot kesayangan Luna. Bukan super hero tapi seorang kapten pilot yang mengendarai sebuah pesawat terbang. Nyatanya hubungan bukanlah hal mudah yang ia lalui saat ini karena memperjuangkan perasaannya demi seorang kapt...