Tunggu sebentar, please!🤏

54 4 1
                                        

Happy Reading.....

Melawan Restu-Mahalini

❄️❄️❄️❄️❄️

Orang bijak pernah berkata, kalau kamu ragu soal keputusanmu, coba ingat kembali tempat mana saja yang pernah kalian singgahi, ingatan apa saja yang pernah menjadikan kenangan ditahun-tahun hubungan kalian.

"Ini beneran naks bul?" Tanya Jannah yang ditelepon malam-malam dan matanya masih sepet juga jangan lupakan mulutnya yang menguap. Baru juga jam 8 malem.

"Iya beneran. Gue bayarin semuanya. Tiket, penginapan bahkan sampai oleh-oleh buat keluarga besar lo deh." Ucap Luna dengan gestur menghitung satu persatu jari tangan seakan sedang berhitung untuk meyakinkan sahabat satu-satunya yang sekarang dia punya.

"Tapi semua itu gak murah loh naks bul! Malaysia, Singapore, Thailand, Raja Ampat, Klaten, Surabaya dan Jogja. Buset dah gue butuh koper berapa coba." Jannah bahkan terheran-heran dengan sahabatnya itu. Sebenarnya mau apa dengan segitu banyak tempat yang harus dia kunjungi.

"Udah ikut aja, duit gue banyak. Bokap kandung dan bopak tiri gue bos semua dan gue punya usaha cafe 6 cabang di jabote- jabodebek- jaboteta-."

"Jabodetabek. Aelah gitu aja susah nyebutnya." Sahut Jannah yang tau sahabatnya itu susah nyebutnya.

"Nah itu tau. Mau ya, plisssss!" Hidupnya memang tidak kekurangan harta hanya kurang kasih sayang saja.

"Dalam sebulan ke semua tempat itu?" Tanya Jannah.

"Lebih kayaknya. Makanya gue nelpon malem gini mau ngajak lo nyusun semua jadwal ini. Gue tuh butuh manajer deh dalam hidup ini biar hidup gue lebih tertata dan enggak semprawut lagi." Jay sedang pergi dan selama ini dia mengandalkan Jay untuk menyusun jadwal di hidupnya bahkan dia bisa lupa bernafas kalau lagi kacau.

"Perjalanan panjang yang bisa mengubah hidup gue sih lebih tepatnya." Ucap Jannah.

"Lah kok?"

"Ya bayangin aja, mana ada atasan yang ngizinin karyawannya libur sebulan lebih. Jatah libur dalam setahun aja cuma 14 hari. Apalagi gue kan nakes." Jannah mau banget, tapi ya itu tuntutan kerjaan. Kalau gak kerja siapa yang ngasih dia makan? Nah loh.

"Resign aja deh, gue kasih cafe cabang yang di Depok buat lo. Itu cabang paling rame ke 3 dan bayarannya lebih dari UMR dibanding kerjaan lo sekarang. Belajarnya lama, kerjanya sulit, gajinya pelit." Jannah tertohok mendengar sarkas dari sahabatnya itu. Ya memang benar juga sih, realitanya seperti itu. Sekarang kerja susah, jobdesk banyak bayaran seikhlasnya.

"Gimana surgaku???" Tanya Luna berharap kali ini sahabatnya mau.

"Tapi gue gak bisa buat mimpin usaha cafe gitu, gue gak punya pengalaman." Jawab Jannah ragu.

"Belum bisa, bukan enggak bisa. Soal itu gampang nanti gue ajarin sampe bisa." Luna tidak akan segan-segan untuk menggelontorkan banyak uang bahkan mengorbankan sesuatu kalau dia sedang serius soal masa depan. Kali ini dia mau melanjutkan hidup buat bahagia bukan menderita bersama.

"Kak, ada tamu." Zahra adiknya menghampirinya.

"Jannah, tutup dulu ya. Ada tamu."

Landing in My Heart! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang