Jangan lupa di vote ya gays😂.
Typo bertebarang.
So semoga suka.
Happy reading✨
_______________________________
"Ruto, Hyuka!!" Teriaknya dan melepaskan salah satu sepatu yang ada di kakinya.
Brak!!
Yuna berhenti mengejar saat melihat sepatu yang dia lempar tersangkut di atas pohon.
"Hahahaha" keliatan bahagia sekali tawa itu.
"Mampus lo!" Ucap keduanya bersamaan.
"Bantu ambilin dong" Ucapnya dengan senyum yang ia buat semanis mungkin.
"Kaga!" Seketika dia bagai di terjang badai. mempunyai teman seperti mereka memang tidak ada gunanya.
Yuna terduduk.
"Gimana dong ni" ucapnya dan menatap sepatunya di atas.
"Kenapa?" Yuna menoleh dan senyum itu kembali muncul.
"Fix lo harus bantuin gue" Sunghoon menatap Yuna malas.
"Ambilin dong?" Ucapnya menggandeng Sunghoon.
"Apa?"
"Tuhh" ucapnya dan menunjuk ke atas, Sunghoon mengikut arah pandangnya.
Bukannya mengambil ia malah menatap dua teroris itu.
Siapa lagi kalau bukan Hueningkai dan si penghancur moodnya Haruto.
Kedua orang itu menggeleng.
"Ambil aja sendiri" Ucapnya dan menghampiri kedua orang itu.
Kringg kringg
"Yuna kita masuk dulu yah?"
"Pergi aja sana, gak ada guna lo berdua" Hueningkai dan Haruto pun pergi meninggalkan ia dan Sunghoon, dengan tawa mereka.
Dia mengambil kayu panjang dan melemparinya ke arah sepatuhnya.
"Kalau cuma buat liat doang pergi aja sana" Ucapnya sambil berusaha melempar sepatunya agar terjatuh.
Sunghoon menatap kayu yang berada di sampingnya. Dengan pelan dia mengambil kayu dan melemparinya ke arah pohon itu.
Sruks!
Bugh!
"Aduh!..." Keluhnya saat sepatu itu berhasil jatuh namun mendarat mengenai kepalanya.
"Gak bisa ya, bilang bilang dulu?" Dia mengelus kepalanya yang terasa nyeri.
Sunghoon hanya menggeleng dan berjalan meninggalkannya.
Dengan langkah berat ia berjalan dengan kepalanya yang masih terasa nyeri.
Mereka memasuki kelas yang sama dan juga duduk di bangku yang sama.
Ya, mereka sekelas tidak dengan Haruto dan Hueningkai, mereka mendapat kelas yang jaraknya sedikit jauh dari mereka.
"Yuna!" Ia menoleh ke belakang.
"Paan?"
"Nih" Ucapnya melempar sesuatu padanya.
Bugh!
"Aduh" kembali buku itu mengenai kepalanya. sial apa dia.
"Bisa gak sih di bilang dulu sebelum di lempar"
KAMU SEDANG MEMBACA
Complicated Story
Teen Fiction"hanya sebuah kisah yang rumit, yang dia lewati dengan sebuah senyum indah." - Complicated Story