15

54 12 2
                                    

hay gays🙌🏻

Jangan lupa di like dan komen yah,
.
.nd maaf banget yah kalau typo bertebaran🙏🏻🙏🏻



*Happy reading!!!*
___________________________






Di saat semua orang sudah harus istirahat, namun tidak untuk kedua orang itu. Dimana Yuna harus membuka kan matanya melihat bagaimana Ryujin sibuk dengan barang-barangnya yang akan di bawa besok.

"Aduh dimana yah?"  Ryujin hampir membongkar semua barang-baranya.

"Sini gue bantu" ucap Yuna lelah melihat Ryujin seperti orang kebingungan.

"Yaampun gua lupa kalau jaket gue itu lagi kotor dan sekarang lagi ada di rumah gue" Ryujin menepuk jidatnya. Sayanga sekali jaket itu jaket kesayangannya.

"Trus?" Tanya Yuna hanya mampu di jawab gelengan oleh Ryujin.

"Gue gak tau, ini udah terlalu larut buat ngambil ataupun nyuci tu jaket." Ryujin terduduk di lantai dengan kepala pening. Gila saja jika dia harus kedinginan oleh hawa dingin di puncak nanti.

"Lo pake punya gue aja" Ryujin menoleh, diam untuk beberapa menit namun pada akhirnya Ryujin pun mengangguk.

"Ini" Yuna memberikan jaket miliknya yang baru saja dia ambil dari dalam kasnya.

"Trus lo sendiri?" Ucap Ryujin saat jaket tersebut sudah berada di tangannya.

"Gue masih punya yang lain" Ryujin mengangguk paham.

Selesai mereka membereskan barang mereka keduanya pun bergegas untuk tidur karna waktu sudah menunjukan tengah malam.





[***]






"Semuanya berbaris yang rapih sesuai kelas masing-masing!!" suara Bu Dita terdengar keras dengan pengeras suara.

Sesuai perintah, semuanya sudah berbaris di barisan kelas masing-masing.

"Oke baik semuanya dengarkan saya, di sana kalian harus mengikuti peraturan yang sudah saya buat dengan anggota pelaksana!" Mereka dengan kompak menjawab iya.

"Baiklah kalau begitu sebelum kita pergi marilah kita ber do'a untuk keselamatan masing-masing"

"Sesuai keyakinan masing-masing, mulai!" Setelah semua selesai berdo'a, masing-masing dari mereka di beri sebuah kertas lipat, berisikan huruf bis mereka dan nomor kursi masing-masing.

Yuna menatap kertas yang berada di tangannya, hampir dari semua sudah membuka kertas tersebut, membuatnya ikut penasaran di bis mana yang akan dia tempati.

"C 17" diamnya saat melihat isi kertas tersebut.

"Lo dapatnya dimana?" Tanya Yeji membuatnya menunjukan kertas tersebut.

"Yah kita beda bis dong, aku dapat bis E" Yuna hanya mengangguk.

"E brpa?"

"Empat" Yuna hanya mengangguk.

"Baik semunya cari bis mana yang akan kalian tempati!" Teriak mark membuat mereka mengangguk.

Yuna masuk ke bis yang akan ia tumpangi namun siapa yg duduk di kursi 18 itu membuatnya mengecek kembali kertas itu berharap ia hanya salah melihat.

"Yuna" panggil sang empun membuatnya menoleh.

"Kamu dapat nomor berapa kok diam di situ?" Yuna melihat kembali kertas itu.

Complicated StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang