hay gays!!!!!
Jangan lupa vote dan komen yah😁
Typo bertebaran😅
* happy reading *
____________________"Saya ingatkan lagi sekarang kalian sudah kelas XII, perbanyak belajar dan kurangi kenakalan kalian" ucap Kepsek di sekolah mereka.
"Saya harap kalian bisa meningkatkan kualitas diri, dengan kurang kebiasaan menunda belajar, jadilah contoh yang baik bagi semua adik kelas kalian"
"Baik pa!!" Jawab hampir semua siswa siswi di situ.
Sekarang dia sudah memasuki jenjang kelas XII di mana itu akan menjadi tahun terakhir dia di sekolah itu.
Yuna menatap dua orang temanya yang berdiri di depan mendampingin kepala sekolah, Jaemin dan Minju sudah menjadi ketua dan wakil ketua osis mereka, beberapa bulan ke depan akan menjadi bulan terahir mereka menjabat sebagai pengurus osis sebelum ujian semester.
"Gak kerasa yah?" Yuna menoleh ke belakang dan mengangguk.
"Baik, semuanya sudah bisa balik ke kelas masing-masing" ucap pa kepsek membuat mereka semua balik ke kalas masing masing.
"Ah kenapa kelas kita harus di lantai tiga sih"
"Iya buat males aja deh"
"Yang ada ni loyo kita tiap hari" ucapnya beberapa orang.
Memang anak IPS mendapatkan kelas di lantai tiga gedung utama, gedung itu adalah gedung terbesar dan terbagus, karna di dalam gedung itu terdapat ruang guru, ruang kepala sekolah, ruang osis dan beberapa ruang lainnya.
Setelah sampai ke kelas Yuna mencari bangku di samping jendela seperti biasanya, dia dapat melihat lapangan yang besar itu.
Yuna menoleh saat Sunghoon menaruh tasnya dan duduk di sampingnya, bukan hal istimewa saat melihat anak itu selalu duduk di dekatnya.
"Yuna" ucap Yeji yang duduk di depannya, Yuna tersenyum sebagaimana Yeji tersenyum padanya.
"Baik semuanya perhatikan ibu" ucap bu Dita membuat mereka menoleh.
"Ibu tetep jadi wali kelas kita bu?" Tanya Haechan membuat banyak yang tersenyum, karna bu Dita adalah Wali kelas mereka dari kelas X.
"Sebenarnya bukan sih, soanya gak ada yang mau jadi wali kelas kalian lagi karna kejadian kemari " mereka tersenyum.
Beberapa bulan lalu ada kejadian yang menggemparkan sekolah, karna beberapa kasus yang terjadi dan semua pelakunya ada di kelasnya.
"Malah senyum kalian" mereka kembali tertawa.
"Udah-udah jangan ribut, semuanya buka buku halaman 9 di baca bab pertamanya pertemuan berikutnya kita akan membahas materi tersebut, jangan ribut yah?" Ucap bu Dita mengedipkan satu matanya membuat mereka tersenyum bahagia.
"Baik bu" ucap mereka, semua pun membuka buku namun sayangnya tak satupun dari mereka yang membaca buku tersebut, semua sibuk dengan kegiatan masing-masing tetapi dalam keadaan aman, mereka mengontrol keributan di kelas.
Yuna membaringkan kepalanya di atas lipatan tangannya, sebagian perempuan di kelasnya sedang bergosip termaksud Yeji, Yuna sudah tidak heran dengan kehebohan Yeji ketika ada gosip di kelas.
Yuna menutup kedua kelopak matanya walaupun sinar matahari pagi menyinarinya, Yuna tak menghiraukan sinar mata hari itu.
Dalam keheningan itu dia merasa sinar mata hari itu tak lagi mengenainya, Yuna berusaha membuka matanya dan melihat sebuah tangan yang menghalang cahaya matahari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Complicated Story
Teen Fiction"hanya sebuah kisah yang rumit, yang dia lewati dengan sebuah senyum indah." - Complicated Story