07

78 19 0
                                        

Sebelum baca jangan lupa di vote dan komen yah.

Typo bertebaran.

End

*Happy reading*



"Haechan!" Teriak Yuna karna Haechan kembali bermain curang.

"Sekali lagi, gue cekek lo" Haechan hanya tertawa, saat ini mereka sedang jam kosong, Yuna, Haechan, Guanlin dan Sunghoon sedang bermain kartu. Yeji sedang bergabung dengan para ceciwi untuk bergosip, sedangkan Doyoung teman bangkunya sedang duduk dengan dua teman perempuannya yang cantik-cantik itu.

"Yes" teriak Heachan.

"Cepet banget sih lo?" Ucap Yuna tersirat nada curiga.

"Yaiyalah, orang gue jago." Sedari main tadi hanya kedua orang ini yang berisik, kedua orang lainnya hanya diam tanpa mau memisahkan mereka.

"Guanlin!" Teriak Jeno yang baru saja masuk.

"Napa?"

"Lo di panggil ke ruang kedisiplinan" Guanlin menaiki satu alisnya.

"Lo bolos kan kemaren, guru yang bilang sama gue" Guanlin sontak membuang muka.

"Ck, sialan" ucapnya sebelum meninggalkan kelas itu.

"Yuna" ucapan Jeno membuat Yeji pun ikut menoleh.

"Lo juga di panggil ke ruang kedisiplinan" yuna mengangguk.

Saat Yuna akan pergi, Yeji menghentikannya.

"Yuna ada kok kemaren"

"Yeji yang cantik, gak semua yang di panggil ke sana karna bolos. Mungkin mereka ada perlu sama Yuna" ucap Jeno di buat semanis-manis mungkin.

"Paham?" Yeji mengangguk, setelah itu Yuna pun langsung pergi.

"Semuanya boleh lanjut asalkan jangan ribut!" Mereka mengangguk dan lanjut dengan kegiatan mereka.







[***]






Sesampainya Yuna di ruangan itu dia di sambut dengan pemandangan mengerikan, di mana Guanlin di pukul oleh salah seorang guru, yang notabennya killer di sekolah itu.

"MAU, KAMU BOLOS LAGI?!"

"Permisi?" Guru yang berada di sana pun menatapnya.

"Sini kamu" dia mengikuti seorang guru ke tempat duduk guru itu.

"Tunggakan kamu sudah menumpuk, kapan kamu mau bayar?, Masa kamu gak dikasih  uang sama orang tua kamu?" Guru itu langsung berkokok layaknya ayam yang mau bertelur.

"Saya usahakan secepatnya Bu" bujuk Yuna.

"Bapak kamu salah satu donatur di sekolah ini, masa gitu doang gak bisa bayar" Yuna tau guru ini sengaja ingin menghinanya, dia pernah mempunyai problem dengan guru di depannya ini.

"Apa jangan-jangan uangnya kamu pake ya!?" Yuna menggeleng. Dia tidak tau harus berkata apa saat guru itu terus menyindirnya. Dan matanya terus melihat ke samping, Guanlin masih saja di pukul, Guanlin bahkan tak mengatakan sepatah kata pun.

"Kamu ini contoh orang yang dikasih amanat sama orang tua tapi gak di jalani, itu kamu!" Kata-kata yang tersirat nada benci padanya, membuat Yuna hanya diam.

"Sekali lagi maaf Bu, saya usahakan secepatnya saya bayar" guru itu menatapnya sinis.

"Kapan?!, jangan bohongi saya deh, saya tau gelagak orang pembohong tuh seperti apa."

Complicated StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang