11

64 20 5
                                    


Jangan lupa di vote dan komen yah.

Typo bertebaran.

*happy reading*
_____________________















Sunghoon menarik nafas panjang, sesuai rencana mereka tadi, Haruto dan Hyuka sudah membawa Yuna ke kediaman tempat Hyuka tinggal menggunakan mobil miliknya.

Mereka sengaja membawa gadis itu ke rumah milik Hyuka karna hanya dirumah itulah yang memiliki sosok perempuan yang mungkin bisa membantu Yuna.

Kini Sunghoon harus menyelesaikan urusannya sebelum menyusul mereka ke tempat tinggal Hyuka.

"Ayah gue mana?" Ucapnya datar, dan mulai menghampiri wanita itu.

"Tumben kamu nanyain ayah kamu?, pasti lagi butuh sesuatu" wanita itu tertawa, tawa yang paling Sunghoon benci di dunia ini adalah tawa wanita itu.

Sunghoon pun melewati wanita itu, berbicara dengan orang itu sama saja berbicara dengan batu hanya akan membuatnya emosi.

"Ayah kamu lagi di ruang kerjanya" ucap wanita itu saat dia akan menaiki tangga menuju lantai atas.

Ada rasa bahwa wanita itu membohongi dirinya, namun pada akhirnya dia mengikuti perkataan wanita itu dan berjalan ke arah ruang kerja yang berada di lantai satu.

Ceklek

"Kamu tidak ada sopan santun ya?, biasakan mengetuk pintu dulu" dengan wajah datar Sunghoon menutup ulang pintu ruang kerja itu.

Tok tok

"Bodoh" ucap Leeteuk. Tak lama pintu itu terbuka.

"Ada apa?" Sunghoon diam dia tak yakin bisa.

"Sunghoon mau minta tolong sama ayah" Leeteuk tertawa remeh.

"Kamu mencari saya hanya karna kamu butuh, sudah saya duga" Sunghoon diam.

"Apa yang kamu butuhkan?" Dia menatap ayahnya.

"Sunghoon cuma mau minta tolong, ayah tolong bicara sama om shindong, izinin Yuna buat tinggal di rumah Hueningkai seminggu aja" ayahnya diam.

"Kamu bahkan menurunkan ego kamu hanya demi perempuan itu"

"Dia sahabat Sunghoon"

"Apalah itu, saya menolak" Sunghoon sontak menatap ayahnya yang langsung menatap laptop kerjanya.

"Ayah" dia mengangkat wajah menatap anaknya satu-satunya.

"Kenapa kamu bisa begitu gigih karna perempuan itu..." Sunghoon tak menjawab dia menatap ayahnya dengan tatapan permohonan.

"Bisa apa kamu?" Suara yang sangat Sunghoon benci pun muncul.

"Lagian ngapain sih, orang tua nya aja gak peduli kenapa kamu mau seperduli itu." Sunghoon sama sekali tidak menghiraukan wanita itu. Merasa diabaikan wanita itu mulai membuka mulutnya, menyolot.

"Kamu pikir saya mau ikut maunya kamu dengan sifat kamu yang seperti ini" Sunghoon menatap wanita itu yang tersenyum padanya, senyum dengan sirat benci didalamnya.

Semua yang ada dalam diri wanita itu adalah hal yang paling Sunghoon benci.

"Kalau kamu minta maaf atas semua yang telah kamu ucapkan ke saya, mungkin saya bisa bantu masalah kamu" ujar wanita itu tidak tau malu. Sunghoon diam menatap ayahnya tanpa mau menjawab ucapan wanita itu.

"Kamu tidak mau?" Tanya ayahnya membuatnya diam.

"Ada yang lain?" Ucap Sunghoon membuat wanita itu tertawa.

Complicated StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang