Jangan lupa vote dan komen.
Typo bertebaran
*Happy reading*
Sunghoon menuruni tangga itu dan menatap betapa kosongnya rumah ini, rumah ini selalu menggambarkan dirinya.
Tanpa berlama-lama ia langsung pengambil kunci mobilnya yang tergantung.
Pyaarr!!
Sunghoon menatap arah dapur, sepertinya Ayahnya tidak ada di rumah.
Sunghoon berjalan pelan ke arah dapur namun sebuah ingatan tentang sebuah peristiwa membuatnya berhenti.
Keringat membasahi tubuhnya perlahan badannya gemetar, ketakutan tentang hal itu kembali.
Sunghoon diam tak maju maupun mundur otaknya seperti berhenti dengan sendirinya.
"Aduh malah pecah lagi" Ucap seorang perempuan yang keluar dari dapur dan membawa pecahan piring itu.
Sunghoon terdiam, dan sedikit lega saat mengetahui keberadaan wanita itu.
"Sunghoon?, udah mau berangkat yah?" Ucap wanita itu, Sunghoon hanya menatap datar wanita itu.
"Sarapan dulu yuk udah Mama masakin loh" Sunghoon mengangkat satu keningnya.
"Mama?" Wanita itu hanya tersenyum dan mengangguk.
"Wanita seperti kamu gak pantes di sebut Mama" sontak senyum cantik di wajah wanita itu luntur.
Tak ingin pusing dengan keberadaan wanita itu di sini, dia pun memutuskan untuk keluar.
Saat akan masuk ke mobilnya dia dengan jelas melihat Yuna yang baru saja keluar dari Rumahnya.
Dia tau dengan jelas Yuna jarang menggunakan kendaraan untuk pergi ke Sekolah. Sunghoon pun masuk ke dalam mobilnya dan menjalankan mobilnya.
Mobil itu berhenti tepat di samping Yuna.
Yuna menatap mobil itu, dia tau si pemilik mobil ini.
Kaca mobil itu mulai terbuka.
"Naik"
"Lo duluan aja" seperti biasa jawaban ini yang akan dia dengar saat mengajak Yuna untuk berangkat bersama.
Tanpa banyak bicara Sunghoon langsung keluar dari mobilnya dan berjalan ke arah Yuna.
"Lo mau ngapai-?" Ucap Yuna kaget saat Sunghoon memasukkannya ke dalam mobilnya.
"Lo bisa gak sih dengerin gue?"
"Gue denger kok lo ngomong apa gue kan udah bilang, lo duluan aja-"
"Terserah" setelah mengatakan itu dia pun menjalankan mobilnya. Yuna juga hanya bisa pasrah. Kembali ia sandarkan tubuhnya ke punggung kursi.
Helaan nafas panjang yuna membuat Sunghoon meliriknya.
Hening, termangu menatap jendela tanpa sadar terdengar suara lirih isak tangis yang menarik perhatian Sunghoon.
"Yuna?" Panggilnya.
Yuna kembali terdiam dengan menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
"Hiks"
Paham situasi yang terjadi, Sunghoon mulai menepi dan memberhentikan mobilnya.
Jadi ini alasan yuna menolak tawarannya untuk berangkat bersama?

KAMU SEDANG MEMBACA
Complicated Story
Teen Fiction"hanya sebuah kisah yang rumit, yang dia lewati dengan sebuah senyum indah." - Complicated Story