Hay gays ketemu lagi, sebelum di baca jangan lupa di like and komen yah😙.
*Happy reading*
_______________________
Yuna menatap langit-langit tenda itu semua sudah tertidur lelap hanya dirinya yang masih tersadar, ini bukan jam tidurnya, dia hanya akan tertidur cepat jika cape karna menangis.
Pikirannya kosong, dia bingung harus bagaimana dia takut mengganggu semua temannya yang sedang tetidur.
Hampir lama memikirkan banyak hal akhirnya Yuna memutuskan keluar.
"Sepi banget semua pada cape kali yah?" Dengan tarikan nafas panjang dia pergi berjalan tak jauh dari tendanya berada.
dia menatap banyak obor yang di nyalakan di setiap sisi area perkemahan itu.
"kenapa belum tidur?" Suara seseorang mengagetkannya membuat dia refleks menoleh.
"Guan lo belum tidur?" Yuna balik menanya.
"Di tanya malah nanya balik" herannya dan mencari posisi duduk di samping Yuna yang sedang berdiri.
"gue gak bisa tidur, lo sendiri?" Ucapnya sambil duduk di samping Guanlin.
"belum mau tidur" Yuna hanya mengangguk.
"Tadi lo datengnya gimana, perasaan gue gak liat lo deh" Yuna menatap gelapnya malam.
"Gue nyusul pake mobil, soalnya gue terlambat bangun" Yuna sudah tidak heran lagi dengan alasan itu, bahkan Guanlin selalu terlambat ke sekolah.
"Trus tenda?"
"Gue nyuruh teman gue yang ambilin nomor tenda gue" Yuna mengangguk.
Yuna sedikit bingung dengan anak di sampingnya ini dia selalu berbuat se olah-olah bapaknya pemilik sekolah.
Tak jarang dia memukul siapa pun tanpa alasan yang jelas, bahkan semua men cap dirinya preman sekolah, karna di senggol sedikit saja dia bisa memukul orang tersebut, dia terus berbuat berbagai masalah tapi tak pernah di keluarkan.
Tapi saat dia berteman dengan Guanlin anak ini tampak baik padanya, tak seperti apa yang dia dengar saat pertama masuk sekolah, dia bahkan pernah mendapatkan anak itu sedang berkelahi di jalan dengan posisi Guanlin dikeroyok, entahlah kalau saja dia tak membantunya mungkin anak itu sudah mati. Dari situlah rasa ibanya muncul saat mengetahui banyak yang tidak menyukainya karna ulahnya yang semena-mena.
"Lo kenapa sih suka banget cari masalah" ucap Yuna sambil menatapnya.
"Bukan gue yang cari masalah tu masalah yang cari gue" jawaban ini yang selalu dia dengar ulang-ulang kali.
"Gak tau deh gue sama loh" Yuna membuang muka bersamaan dengan Guanlin yang menatapnya.
"Gue pengan di keluarin dari sekolah ini" Yuna terdiam.
"Lo kan bisa ngomong sama orang tua lo kalau lo mau di pindah ke sekolah lain" Guanlin menggeleng sambil tersenyum.
"Gak mungkin" dua kata itu membuatnya diam membeku. Tak berniat bertanya lebih banyak.
Setelah percakapan tadi Guanlin banyak mengajaknya bercerita tetapi dengan topik yang lain.
"Gue udah cape gue tidur dulu yah?" Ucap Yuna dan di balas anggukan olehnya, sudah cukup lama mereka di luar.
Saat dia hendak masuk dia melihat botol mineral dingin. "Siapa yang naruh di sini?" Ucapnya pelan.
"Ada kertas" Yuna mengambil kertas itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Complicated Story
Teen Fiction"hanya sebuah kisah yang rumit, yang dia lewati dengan sebuah senyum indah." - Complicated Story