TEN

137K 12.6K 1K
                                        

Hay!!

Aku update lagi!! Double update buat hari ini.

Seneng gakkk???

Hey, aku seneng banget, chapter sebelumnya dapat 1k lebih vote. Makasih banget!!!

Masih gak nyangka bisa sampai segitu.

Kalo chapter sebelumnya bisa dpt 1k, chapter ini bisa gak dapet segitu??

Kalian suka banget sama emot 🍼
Sama aku juga, lucu aja gitu hihihihi🐭

Makasih ya udah mau baca cerita ini.

Happy Reading Bestie 🍼

"Semangat! Gue dukung lo!"

Ucapan itu membangkitkan semangat dalam diri Aurellya. Ia hembuskan nafasnya dulu, sebelum berjalan menghampiri Anggota Druxnaros, Ratu, Vara, Gwen, Alsava dan Ellary.

Aurellya berjalan dengan senyum manisnya, sesekali kepalanya menoleh kebelakang menatap teman-temannya yang mendukung dirinya. "Hay Kak." Sapa Aurellya riang saat dia sampai didepan mereka.

Vara memutar bola matanya malas, Alsava berdecak, Ellary berkacak pinggang, Gwen menatap Aurellya malas, dan Ratu yang bersikap biasa saja, walaupun dalam hati dia ingin membunuh Aurellya, Ratu masih kesal soal kemarin.

Petra menoleh saat mendengar suara Aurellya, sebelumnya ia kedipkan matanya ke arah adik kelas, "ngapain sih lo? Ganggu kita jalan tau gak?" Entahlah, saat Petra melihat wajah Ratu, dia pasti langsung kesal.

"Iya, ganggu aja. Orang kita mau ke kantin. Minggir deh. Hussss sana!" sahut Meteor yang ikut kesal. Perutnya dari tadi sudah berbunyi.

Aurellya tidak bergeming, ia tetap tersenyum riang, matanya menatap Aisar, "buat Kakak." ucapnya malu-malu dengan tangan yang menyodorkan sebungkus coklat ke Aisar.

Karena kesal, Alsava ambil coklat itu. Dia buang coklat itu ke tempat sampah yang didekat nya. "Busuk tai, udah beberapa kali sih gue bilangin! Ngak usah murahan bisa gak? Udah tau gak bakalan diterima masih aja ngasih. Goblok tau lo nya. Mikir dong goblok, ini yang namanya pinter seangkatan." Mata Alsava menatap Aurellya sinis, "sama monyet aja masih pinteran monyet!"

"Monyet gak tuh." Celetuk Ellary yang diakhiri tawa. Lalu bertos ria dengan Alsava yang ikut tertawa.

"Kok dibuang sih Kak? Itu kan buat Kak Aisar." Aurellya kesal, karena dia sudah bersusah payah membeli coklat itu untuk Aisar.

"Lo kuman, makanya Aisar gak mau ambil." ucap Vara menohok. Terlanjur kesal dengan Aurellya yang dari dulu suka sekali mengangu hubungan mereka.

Aurellya berkedip polos, ia pandangi tubuhnya sendiri, "bersih kok Kak, gak ada kotoran nya. Jadi aku bukan kuman."

Ratu memutar bola matanya malas, ia berdecak kesal menatap Aurellya, "Aurel kamu mundur aja," gak cocok juga kamu sama Aisar. Lanjut Ratu dalam batinnya.

Aurellya menoleh ke samping kanan, karena Ratu ada diposisi itu. "Kenapa harus mundur? Niat aku kan baik Kak."

Ratu yang akan bicara, terpotong karena Jupiter, "DAH LAH ANJING! GAK USAH DITANGGAPIN! INI KITA JADI KE KANTIN GAK SIH?" sentak Jupiter yang kesal. Apalagi melihat wajah Aurellya. Amarahnya tambah memuncak.

Ratu menatap Jupiter kesal. Bibirnya cemberut lucu. Adelard yang ada disampingnya terkekeh dalam hati. Kenapa tunangannya ini mengemaskan sekali? Ingin rasanya ia kurung di kamar selamanya.

Ratu Is Our Queen (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang