EIGHT

145K 14.6K 806
                                        

Hay!!

Aku update lagi!

Ihhh sumpah gak nyangka bakal banyak yang baca, kaget pas buka WP kok banyak notifnya, eh ternyata dari kalian. Lebih kaget lagi pas lihat yang baca udah lebih dari 5k, padahal pas terakhir aku update dua hari lalu itu belum nyampe 1k kalo gak salah. Secepat itu, pengen nangis rasanya aku 😭😭

Gak nyangka bakal serame ini, 🥺😭😭 kaget pas lihat rank naik semua 😭😭

Sekarang udah 10k lebih yang baca, tambah kaget 😭😭😭

MAKASIH BUAT KALIAN YANG UDAH VOTE DAN KOMEN, MAKASIH JUGA BUAT YANG BACA JUGA. LOVE SEKEBON BUAT KALIAN 🥺💖

HAPPY 10k LEBIH PEMBACA YEYYYYY AND 2K LEBIH VOTE🥰🥳🥳

Tapi, aku takut kalo cerita ini gak sesuai ekspektasi kalian 🥺, aku harap kalian gak kecewa sama alur nya ya.

Untuk alur aku udah tentuin, tapi maaf kalo alurnya kacau, atau gak jelas. Aku juga baru belajar nulis cerita.

Oh iya, di chap kemarin aku nyebut nya "Ade" pas Aurellya manggil Adelard, itu aku ganti jadi "Lard" ya? Karena Adelard gak suka dipanggil Ade sama orang yang gak deket sama dia.

Dan, satu lagi, jangan panggil aku Thor ya? Kalian bisa panggil aku Vee aja, asal jangan Thor udah itu aja.

So, Happy Reading Kawan 🐭😄

Adelard kini tengah di rooftop. Dia duduk disofa disudut. Di rooftop ini adalah kawasan Adelard. Biasanya dia akan kesini, entah untuk apa, tapi yang jelas ini adalah kawasan teritorial Adelard, tidak sembarang orang bisa masuk kesini. Bahkan sahabatnya sekaligus.

Adelard melepas seragamnya, ia biarkan tubuh atletisnya terpampang jelas. Setelahnya, ia kembali duduk menyandar disofa, dengan tangan yang ditaruh di pingiran atas sofa. Kepalanya mendongak keatas, saat merasakan angin sepoi-sepoi yang menerpa tubuh dan wajahnya.

Setelah lama terdiam, Adelard ambil handphone dari tas nya. Ia buka aplikasi yang ditujukan untuk mengirim pesan.

My Honey, MINE! 🍼

Baby ...

Kesini dong.

Aku sendirian ini, pengen ditemenin sama kamu 🥺

Byyy...

Kok gak dijawab sih.

Pokoknya aku tunggu kamu disini! Muach 🍼

Adelard menatap layar, berharap Ratu akan dengan cepat membalasnya. Adelard menghela nafas, Ratu pasti lagi dikelas, itu yang dipikirkan Adelard.

Ia tutup handphone nya, setelahnya ia lempar handphone itu entah kemana. Adelard juga tidak peduli, toh nanti dia bisa beli lagi.

Adelard memejamkan matanya, kembali dia nikmati angin tenang.

|•••|

"Karena tadi sudah Ibu terangkan, kali ini kita masuk ke soal pembahasan yaa." ucap Bu Karina, guru Matematika dikelas Ratu.

Ratu Is Our Queen (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang