EPILOG

48K 3.5K 75
                                    

Kok kalian pada kaget sih??

BENERAN, udah END yaaa.

Buat yang minta sequel atau spinn off, aku belum kepikiran. Cerita yang satunya aja belum selesai, nanti malah ketetaran aku yang repot sendiri.

Tapi, ada rencana sih, enggak tau bakal kewujud apa enggak. Otak aku mau konsen dulu, kalo kebelah ribet.

Ada yang masih baca jam segini??

"WOY ANJIR, TEMEN GUE NIKAH WOYY!!" Petra berteriak dari arah pintu masuk, membuat semua orang yang hadir disana kompak menoleh kearahnya. Tanpa rasa malu, Petra justru jalan seolah-olah dirinya adalah model, ia sugar rambutnya kesamping. Meteor, Jupiter, Alsava dan Ellary kontan menunduk karna malu.

Dalam batin mereka secara kompak berujar, "bukan temen gue."

Adelard mendengus diatas pelaminan. Berbeda halnya dengan Ratu yang justru tertawa anggun karna Petra begitu lucu dimatanya. Dalam hati Ratu, ia bingung, kenapa dirinya jadi receh begini?

Hari ini, tepat satu bulan sudah setelah acara kelulusan mereka. Sesuai janji, Adelard mendapat ranking pertama disusul Geovano diranking kedua. Dan, hari ini pula Adelard dan Ratu mengikat janji setia sehidup semati. Hari pernikahan mereka yang begitu sakral sudah terlewat beberapa menit yang lalu, sekarang hanya resepsi yang membuat melonggo semua orang.

Hotel luas yang didekor Qiera dan Danvieska sendiri begitu megah dengan pernak-pernik berlian disisi kiri dan kanan kursi pelaminan. Bahkan, mereka tak tanggung-tanggung memberi souvernir mahal berupa satu buah iPhone model terbaru dengan satu berlian yang bertengger diatasnya. Belum lagi dengan kue-kue dan banyak makanan yang tersimpan rapi disisi kiri ruang hotel.

Adelard langsung meraih pinggang Ratu agar merapat ke dirinya. Dikecupnya kening Ratu yang membuat beberapa orang melihatnya gemas dan romantis.

"Nggak usah malu-maluin." Aisar berucap disebelah Geovano saat mereka sudah berkumpul ditempat yang tidak jauh dari Adelard.

Petra cemberut, "gue cuma mendeskripsikan betapa bahagianya gue."

Axelion memutar bola mata malas, matanya menatap sang kekasih yang asik bercengkrama dengan Ratu dan yang lainnya. Satu tangannya masuk kedalam saku celana.

"Kapan nyusul?" tanya Saturnus iseng. Entahlah, pertanyaan itu ia tujukan kesiapa.

"Besok." jawab Aisar.

"Nanti malam." sahut Geovano.

"Habis ini." ujar Axelion memandang Gwen.

Jupiter menoleh dengan wajah yang sendu kearah Meteor, "kita aja belum dapet."

Saturnus geleng-geleng kepala, ia meraih tangan Ellary, kemudian digenggam erat tangan itu, "kita juga nyusul dong, jangan mau kalah."

Tepat dua minggu setelah acara kelulusan, Saturnus langsung melamar Ellary, Saturnus sudah menyukai cewek itu satu tahun yang lalu, tetapi ia malu mengungkapkan perasaannya. Didorong Jupiter dan Meteor, mau tak mau Saturnus pun akhirnya menyatakan perasaannya. 

Ellary balik menatap Saturnus, "maunya kapan nih?"

"Besok?"

"Ya jangan dong, belum persiapan." ucapnya menolak. "Bulan depan aja." Saturnus mengangguk mengiyakan.

Petra pun tidak mau kalah juga, ia rangkul pundak kekasihnya itu, "monyet juga mau?" tanyanya.

"Apaan cok?" bingung Alsava.

Ratu Is Our Queen (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang