THIRTY ONE

47.5K 4.4K 118
                                    

Hay?

Selamat pagi, selamat siang, selamat sore, selamat malam semuanya!!

Aku up lagi! Maaf buat kalian nunggu lama.

Part ini panjang, sebagai hadiah buat kalian yang udah nunggu cerita ini! Makasih banget ya!

Seperti biasa, kalo ada typo mohon ditandai!

Happy Reading ❣️

M

ata tertutup itu perlahan terbuka, menampilkan mata tajam dengan iris warna hitam yang memukau. Adelard mengerjabkan matanya beberapa kali, muka bantal dengan rambut acak-acakan adalah pemandangan yang bisa dilihat dari Adelard.

Cowok wajah bantal itu merenggangkan ototnya, lalu ia turun dari kasur dengan mulut yang terbuka lebar karna menguap. Adelard gosok ujung hidungnya yang terasa gatal, juga leher yang entah kenapa juga ikut gatal. Masih berdiri disamping kasur, kening Adelard mengkerut menyadari tidak ada Ratu disampingnya. "Baby." lirihnya.

Sedikit panik, saat Ratu tidak ada. Mata tajam itu mulai berkaca-kaca, tapi Adelard berusaha menenangkan diri. Ia gosok hidungnya, "kok gatel sih?" kesalnya.

Memutuskan keluar kamar, Adelard berguman terus menerus memanggil nama Ratu, rambut yang acak-acakan tidak ia benarkan, dibiarkan saja seperti itu. "Sayang."

"Ratu."

"Honey."

"Baby."

"Ayang."

"Cantik."

"Pacar akuuuuuuuuu."

"Yuhuuuu." Adelard berhenti saat mendengar suara merdu Ratu, sekarang hatinya sudah tenang. Maka, ia samperin Ratu. Matanya yang tadu berkaca-kaca sekarang jadi binar bahagia, saat dengar suara Ratu.

Why can't you hold me in the street?

Why can't I kiss you on the dancefloor?

I wish that it could be like that

Why can't we be like that?

Cause I'm yours

Ratu terus bernyanyi diiringi kakinya yang ia hentakan-hentakkan. Tangannya daritadi sibuk mengaduk dua gelas yang berisi coklat panas. Jam empat sore, Ratu sudah bangun, dan cuaca yang tadinya cerah sekarang menjadi hujan. Karna merasa dingin, Ratu inisiatif membuat coklat untuknya juga Adelard.

Setelah mengaduk punya Adelard, kini tangan Ratu yang membawa sendok berpindah ke gelas miliknya. Ratu bertepuk tangan kecil saat selesai membuat dua minuman hangat untuknya juga Adelard. Bibirnya menyunggingkan senyum manis.

Ratu tersentak saat sepasang tangan kekar memeluk lembut pinggangnya. Dirinya langsung menghela nafas lega saat mengetahui siapa dalangnya. Sebagai bentuk kekesalan, tangan Ratu menepuk sedikit kencang lengan Adelard. Membuat cowok itu sedikit meringis.

"Hiks ... aku cariin tau." adu Adelard cemberut. Bibirnya melengkung kebawah, ia makin erat meluk Ratu.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ratu Is Our Queen (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang