Hay?!
Kemarin aku up, ini aku up lagi!!
Malming nih? Mau kemana kalian? Dirumah aja atau jalan sama doi?
Seperti biasa kalo ada typo tolong tandai!
Happy Reading 🦥
Adelard berdecak sambil berdiri didepan kelas Ratu. Kelasnya sudah bubar duluan, jadi dirinya ke kelas Ratu sekaligus mengantar balik sang pujaan hati dengan selamat sampai rumah.
"Ck, lama banget." dumelnya kesal. Ia sesekali lirik-lirik kedalam kelas lewat jendela.
Kaki Adelard mengetuk ketuk lantai sehingga suara sepatunya mengema dikoridor yang sudah sepi itu. Bicara sahabatnya, mereka ada yang pulang duluan seperti, Meteor yang sudah ditunggu Ibunya dirumah, Jupiter dan Saturnus yang pergi ke tempat gym, Axelion yang menunggu Gwen di parkiran bersama dengan Aisar, tadi sebenarnya mereka berdua ingin ikut, tapi terkalahkan dengan jiwa mager yang membelenggu. Petra pun begitu, ia ikut menunggu Alsava di parkiran sembari beli sesuatu di kantin guna menganjal perut.
Hanya Adelard lah yang menunggu Ratu didepan kelas. Sebenarnya bisa saja ia ikut menunggu Ratu diparkiran seperti yang lain, tapi dasarnya Adelard yang ingin cepat-cepat ketemu Ratu, jadi ia menunggu didepan kelas sang kekasih.
Melirik jam, lalu menghela nafas kesal. "Lama banget ihh ..." lirihnya kesal.
Adelard mendongak kala pintu yang semua tertutup itu terbuka. Disana, muncul Bu Kiran, guru mata pelajaran Kimia. Seulas senyum muncul di bibir Bu Kira kala melihat Adelard, ia geleng-geleng kepala sembari lanjut jalan. "Dasar anak muda. Eh ... dulu saua juga gitu deng."
Adelard kemudian masuk kedalam kelas Ratu. Suasana yang tadi ramai langsung hening seketika. Memang sudah biasa Adelard masuk ke kelas Ratu, tapi tetap saja yang ada dikelas deg-degan mereka takut berurusan dengan Adelard Davendra Xavier.
Kaki Adelard langsung melangkah menuju tempat Ratu. Senyum tipsi terukir di bibirnya saat melihat Ratu tertawa disana.
"Eh, beneran anjir. Gue aja kaget liatnya. Ya masa cuma pake sempak doang." lanjut Alsava menceritakan hal yang ia alami.
"Lo nggak ketuk pintu?" tanya Vara sembari memasukkan buku ke dalam tas.
Alsava memakai jaket jeans nya, "ngetuk njing, cuma kayaknya orangnya enggak denger, terus gue langsung masuk. Eh malah ketemu Petra pake sempak doang. Untung gue langsung balik badan."
Ratu, Ellary, dan Gwen masih ketawa. Itu karena tadi Alsava cerita, saat balik badan, dirinya menutup kedua mata dengan tangan, dan karena hal itu keningnya benjol menabrak tembok.
Ratu melihat lagi benjolan di kening Alsava, dan detik itu juga, Ratu kembali tertawa kencang.
Alsava memberengut, ia elus keningnya yang benjol itu, "sakit, tapi malu juga. Bangke emang."
Alsava melirik mereka, lalu ia mendekat, "gue kasih tau bestie."
"Apa?" tanya mereka serentak.
"Punya Petra besar njir." bisik Alsava seraya terkekeh.
"Sayang."
Ratu menoleh saat mendengar suara yang tidak asing ditelinga nya. Senyum mengembang dibibir cantiknya. Ia langsung bangkit, seraya mengambil tas lalu jalan menuju Adelard. Ratu berdiri didepan Adelard. "Langsung pulang?"
"Mau mampir kemana emang?"
"Enggak sih, capek. Pengen tidur." ujarnya cemberut. "Ngantuk banget aku tadi."

KAMU SEDANG MEMBACA
Ratu Is Our Queen (END)
Fantasy#SERIES TRANSMIGRASI. - Bisa dibilang ini cerita Transmigrasi Figuran di Novel, bukan Antagonis ataupun Pemeran utama. - CERITA MASA REMAJA BUKAN KERAJAAN!! - Cerita ini bisa membuat anda sedikit kesal, juga bisa membuat anda melayang jauh tinggi...