ELEVEN

142K 11.6K 1.4K
                                        

Hey!

Aku update lagi!

Semoga suka ya sama chapter kali ini!

Makasih banyak buat 1k lebih vote chapter-chapter sebelumnya 😭💖

Makasih juga karena udah stay dicerita aku yang ambruladul kaya gini 😭

Maaf kalo alurnya gak nyambung ya 😩

Happy Reading Prend ❤️

A

delard duduk di kap mobil depan parkiran. Suasana mulai sepi, karena ini adalah jam-nya untuk pulang. Hanya ada beberapa murid yang sedang melakukan ekstrakurikuler. Sahabat Adelard sendiri sudah pergi sejak tadi, disini, Adelard menunggu Ratu.

Dia ingin pulang bersama, dan mengajak Ratu kerumahnya. Mamanya kangen sama Ratu. Adelard menunduk menatap jam ditangannya. Mahal, satu kata yang langsung terbesit diotaknya.

Adelard mengangkat kepalanya, ia pandangi koridor sekolah. Sejak tadi, Ratu tidak kembali dari kelas. Adelard sebenarnya ingin menyusul, tapi Ratu mengatakan ingin sendiri, jadi Adelard hargai itu.

Adelard khawatir, tapi Ratu ingin sendiri. Jadi dia mengirimkan bodyguard mata-mata untuk menjaga Ratu dari jauh. Adelard takut Ratu kenapa-napa.

Ratu bagi Adelard adalah dunianya. Ia mengenal Ratu sejak kecil, semua tentang Ratu, Adelard tau. Bahkan pakaian dalam Ratu ukuran berapa, Adelard tau. Mereka bertunangan karena Adelard lah yang meminta. Sejak pandangan pertama, Adelard langsung suka dengan Ratu, apalagi Ratu yang lemah lembut, tapi terkesan misterius. Adelard suka itu.

Adelard tersenyum lebar mengingat hal itu. Dirinya sejak kecil sudah bucin dengan Ratu. Bahkan warna pakaian dalam mereka harus sama, Adelard lah yang meminta. Mau mandi harus bareng, makan bareng, sekolah bareng, tidur juga bareng. Tapi, Adelard hanya beberapa kali ke Mansion Ratu, hanya beberapa kali, kadang Ratu ia suruh untuk menginap di Mansionnya.

"Dari mana?" tanya Adelard pada Ratu yang baru saja datang.

Ratu tidak menjawab, ia masih menunduk dengan tangan yang terkepal. Amarahnya masih terbumbung didirinya. Sejak tadi, Ratu berusaha mengendalikannya, tapi tidak bisa, seolah-olah ada jiwa lain yang mengendalikannya.

Adelard heran melihatnya, tidak biasanya Ratu begini. Adelard menatap Ratu intens, aura yang Ratu pancarkan berbeda. Adelard angkat wajah Ratu untuk menatapnya.

"Ratu ..."

|•••|

Vara berdiri didekat balkon kamarnya. Sudah sore, dan matahari sebentar lagi akan tenggelam. Vara suka dengan suasana senja. Apalagi indahnya matahari terbenam, Vara selalu menyempatkan diri untuk melihatnya.

Vara tersenyum mengingat ucapan Aisar, dirinya jadi makin sayang dengan tunangannya itu. Vara kini duduk, ia silangkan kakinya didepan. Tangannya mengambil es buah yang tadi sempat ia minta ke salah satu pembantu.

Vara menikmati hal itu dengan tenang. Sesekali bibirnya membentuk senyuman tipis saat merasakan renyah nya es batu yang ia gigit. Vara suka sensasi itu, dingin-dingin tapi memabukkan.

Vara kembali memakan buah yang ada disana. Ia kunyah pelan, dengan mata yang masih memandang indahnya sinar oranye yang terpancar dari matahari terbenam.

Ratu Is Our Queen (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang