Prolog

177K 14.5K 646
                                        


Tolong tandain ya kalo ada typo!

Happy Reading 😊

Cellya Putri Yudarmawa adalah seorang cewek cantik yang selalu mendapatkan perhatian semua orang. Cellya termasuk kesayangan satu-satunya dari keluarga Yudarmawa karena dia adalah anak perempuan sendiri diantara ke empat saudaranya.

Hari ini adalah hari paling membahagiakan bagi Cellya, pasalnya ini adalah hari Ulang Tahunnya yang ke 17 tahun. Hari yang paling dinantikan Cellya sejak dulu.

Dengan dirinya yang duduk di ranjang Rumah Sakit, Cellya begitu senang melihat semua orang mengelilinginya, orang tua nya membawa kue dan yang lain menyanyikan lagu Selamat Ulang Tahun.

Walaupun tidak bisa berdiri sempurna seperti dulu, Cellya selalu bersyukur bisa hidup bahagia. Keluarga nya sangat menyayanginya, tidak pernah meninggalkannya sedikitpun. Mereka akan selalu bergantian menjaga Cellya.

Cellya bukan lumpuh, hanya saja kakinya selalu lemas saat menginjak tanah. Kejadian ini sudah berlangsung selama dua tahun ini, tidak ada perkembangan sama sekali, hanya ada penurunan kesehatan Cellya.

"Ayo Sayang, tiup lilinnya dulu." ucap Diva, Ibunda Cellya yang memegang kue dengan senyum manis terpancar dari bibirnya.

Cellya menganguk, sebelum meniup lilin, ia sempatkan untuk berdoa terlebih dahulu.

"Semoga aku bisa sembuh Tuhan."

Cellya tiup lilin itu, riuh tepuk tangan mengiringinya. Cellya tidak bisa menyembunyikan raut wajah cerianya. Ia tidak menyangka bisa sampai di buatkan surprise seperti ini. Cellya sampai terharu melihatnya.

Jam menunjukkan pukul setengah dua pagi, sudah berlangsung satu jam lebih setelah perayaan Ulang Tahunnya.

"Bunda, Cellya tidur dulu ya. Cellya sayang kalian. Makasih ya buat surprise nya hari ini, Cellya bakal kenang selama-lamanya."

"Oh, iya Bunda, Cellya pesan, nanti jangan bangunin Cellya dulu ya, soalnya Cellya tadi siang gak tidur, Cellya mau tidur sampai siang nanti ya Bunda."

"Bunda, jangan sedih yaaa, Cellya kan nanti cuma tidur, gak lama kok Bunda. Cellya pengen cepet-cepet sembuh soalnya hehehehe." ucapnya panjang lebar. Cellya menatap mereka semua. Senyum manis terpatri di wajahnya. "Selamat tidur semuanya. Cellya sayang kalian."

Tak lupa, ia sempatkan melambaikan tangannya kepada mereka. "bye-bye semua." Usai itu, Cellya tidur.

Diva menatap Suaminya gelisah, "Mas, kok perasaan aku gak enak ya."

Argo, pria itu mengalihkan pandangannya ke Istrinya, "gak papa Sayang, gak bakalan terjadi apa-apa kok." ucapnya menenangkan, walaupun begitu, ia tak menampik jika perasaannya juga gelisah.

"Kita tidur aja ya, Cellya juga udah tidur." ajaknya. Ia menatap semua orang disana. "kalian tidur aja. Udah malam ini." titahnya.

Keesokan harinya, Diva terbangun. Ia tersenyum melihat buah hati yang ia kandung tertidur nyenyak. Keningnya mengekerut, jantungnya langsung berdetak tak karuan. Ia hampiri anak kesayangannya itu.

Matanya langsung terfokus ke arah dada sang anak. Tidak ada naik turun, berusaha menguatkan dirinya, ia tempelkan jari telunjuknya di hidung Cellya.

Tubuhnya langsung luruh seketika, air matanya turun membasahi pipi. "hikss ... Cellya."

Argo terbangun, ia langsung terduduk menatap Istrinya yang menangis. Ia hampiri Istrinya, mengajaknya untuk duduk di kursi dekat sana. "Sayang kenapa?"

Ratu Is Our Queen (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang