31🖤

63 4 0
                                    

"Reza!" Pria itu segera membekap mulut itu.

"Jadilah milikku seutuhnya, Sayang."

Malam itu ... entah bencana atau jalan penyelesaian masalah. Namun, hal yang tidak senonoh itu telah merenggut kehormatan milik Zera. Entah siapa yang salah? Namun, Reza melakukannya dengan tidak sengaja, minuman keras menguasai dirinya untuk melakukan hal keji itu.

🥀

Seorang gadis terduduk di sudut ruangan kamarnya sendiri dengan badan yang hanya terbalut selimut. Dengan perasaan ketakutan, ia menangis sendirian, memandang seorang pria yang masih tertidur di atas kasurnya.

Tak berselang lama, sinar matahari membangunkan pria itu dan pandangan pertamanya jatuh pada seorang gadis yang tengah terduduk ketakutan. Apa yang terjadi? Pikirnya, ia bahkan tidak bisa mengingat apa yang terjadi tadi malam, kapan ia tertidur? Mengapa kepalanya terasa pusing? Begitu pikirnya.

"Zera ...," lirihnya.

"Pergi! Aku benci sama kamu, Reza! Aku benci ...! Pergi dari sini!" Pria itu tertegun, sebuah pertanyaan dalam otaknya semakin besar, ada apa? Apa yang terjadi?

Gadis itu terisak, membuat Reza tidak tega melihatnya, pria itu pun segera mendekat. "Hey ... ada apa?"

"Ada apa?! Kamu itu bego atau gimana, sih?! Semaleman kamu perkosa aku! Aku nggak mau hamil, Za!"

"Hamil? Perkosa? Gue?"

🥀

"Nggak ada jalan lain. Mungkin sudah saatnya mereka tau."

"Kita jodohin Zera dengan pria lain."

"Pah!"

Plakk!

Sebuah tamparan mendarat tepat di pipi sang suami. "Ini salah kita! Nggak mungkin kita terus-terusan tutupin ini!"

Bayangan masa lalu itu seakan berputar kembali.

"Wahh, anak kamu cantik banget. Kamu mau namain siapa kalau boleh tau?"

"Zera, Mbak. Anak Mbak juga ganteng banget."

"Terima kasih. Zera? Reza? Namanya hampir sama, loh." Kedua wanita itu pun tertawa di sebuah ruang rawat rumah sakit.

"Anak kita terlahir di hari yang sama, ya, Mbak. Semoga saja, nanti ... pas mereka udah besar bisa berteman dengan baik dan menceritakan hari ini."

"Mah." Lamunan wanita itu buyar. "Mamah yakin?"

"Mamah nggak sanggup nutupin ini lagi, Pah. Sudah cukup kita menyiksa mereka, mungkin inilah yang disebutkan jodoh."

🥀

"Astaghfirullah! Bapak, bapak ga papa?" tanya seorang gadis berhijab pada pria setengah tua yang sepertinya dalam keadaan sakit, ia hampir terjatuh di tengah-tengah kerumunan orang di bandara.

"Ah, maafkan saya, saya sudah memegang tangan Anda." Gadis itu pun  menunduk.

"Tak apa, seharusnya saya yang berterima kasih. Kau gadis yang baik, Nak, siapa namamu?" tanya pria setengah tua itu.

Monster Salju dan Bidadari SurgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang