23🖤

62 6 0
                                    

Ini Iqbal?

Ya
Cepatlah tidur, selamat malam, Bidadari

Selamat malam juga untukmu, Salju

Mungkin itu adalah ucapan yang sederhana. Namun, tidak ada yang bisa mengukur girangnya perasaan Meisya setelah membaca pesan itu. Gadis itu pun melompat-lompat tidak jelas di atas kasurnya.

Zul yang mendengar kegaduhan di kamar adiknya pun segera membuka pintunya. "Meisya? Ada apa melompat-lompat seperti itu? Ini sudah malam."

Gadis itu pun berhenti melompat dan menyengir kuda. Pria itu pun segera mendekat. "Ada apa?"

"Bang Zul tau nggak? Buku harian Meisya ketemu!"

"Ketemu dimana?"

Meisya segera mendekatkan mulutnya ke depan telinga sang kakak. "Dibawa Iqbal," bisiknya tidak terlalu pelan.

"Kamu serius?" Ia pun mengangguk antusias. "Yasudah, selamat. Cintanya Meisya tersampaikan secara tidak langsung, 'kan?" Gadis itu nampak tertegun, ia baru menyadari hal itu. Ia pun tersenyum, Iqbal pasti membaca setiap kalimat-kalimat yang ia buat hanya untuk pria itu, pikirnya.


"Kamu sudah minum obat?" Tidak ada jawaban, gadis itu hanya menunduk.

"Jangan telat minum obat." Gadis itu pun mengangguk. "Cepetan minum obatnya, habis itu tidur."

Setelah mengucapkan kalimat itu, Zul pun berjalan menuju pintu keluar. "Selamat malam, mimpi indah bidadarinya Iqbal." Meisya pun kembali tersenyum girang mendengarnya, begitu pun dengan Zul yang langsung menutup pintu kamar tidur milik adiknya.

Gadis berpiyama biru muda itu kembali menjatuhkan tubuhnya di atas kasur, tersenyum lebar membayangkan wajah Saljunya. Ia melupakan perintah sang kakak, bahkan selama tiga hari ini Meisya tidak meminum obatnya, ia selalu menyimpannya di dalam laci meja belajar.

Ia teringat, memandang beberapa dua butir pil itu dengan tatapan malas. "Tak apa, toh aku baik-baik saja," ucapnya tak acuh.

🥀

"Kenapa? Lo ada masalah?" tanya Salsa pada sahabat perempuannya, Erna.

"Ga pa-pa, gue pengen ketemu lo aja," jawabnya tanpa menatap sang lawan bicara.

"Jangan boong, gue kenal sama lo ga sebulan dua bulan, Na. Lo ada masalah, 'kan sama Iqbal? Lo biasanya 'kan nempel mulu ama pak bos." Erna tertegun, ternyata ia tidak pintar berbohong.

"Ada masalah apa sama Iqbal?"

"Nggak ada, ini cuma ... perasaan gue aja." Hening, Salsa masih menunggu kalimat selanjutnya.

"Besok Iqbal mau ngungkapin rasa cintanya sama seseorang."

"Terus? Lo cemburu? Bukannya lo sendiri yang seneng comblang-comblangin Iqbal sama cewek lain?" Belum ada jawaban.

"Gue pengen dia bahagia."

"Tapi lo nyiksa diri lo sendiri, Na. Kalo lo cinta sa---"

"Kita beda! Gue masih sayang Tuhan gue!" Gadis di sampingnya pun terdiam, jika sudah menyangkut Tuhan, apa yang bisa ia lakukan.

Monster Salju dan Bidadari SurgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang