32🖤

70 5 0
                                    

Setelah keluar dari rumah megah itu, Reza nampak celingak-celinguk mencari seseorang. Ya, gadis yang ia kejar sudah hilang dari pandangan, pria itu menoleh ke depan garasi mobil, ternyata dia mengendarai vespa matic miliknya.

"Kamu kemana, Ra?" Tak ingin berpikir terlalu lama, pria itu segera berlari kembali ke dalam rumah dan menuju ke kamar Zera, mungkin sebelumnya dia mencurahkan isi hatinya kepada seseorang, entah Airin atau siapa? Pikirnya.

🥀

"Zera!" Kedua gadis yang dua tahun sudah tak bertemu itu saling berpelukan dengan perasaan yang berbeda.

Terdengar isakan dari gadis berambut panjang itu, membuat Meisya mendongak dan melepaskan pelukannya. "Ra, kamu kenapa?" Tidak ada jawaban. "Ayok ke kamar aku aja, kamu boleh ceritain dan luapin semua kesedihan kamu." Gadis berhijab itu pun segera merangkul temannya dan menuntunnya menuju lantai dua di rumah itu.

Mereka melewati ruang tamu dan di sana ada seseorang. "Dek, itu---" Meisya yang sudah tahu hal apa yang akan Zul tanyakan pun mengisyaratkan pria itu untuk diam, pria itu menurut saja.

Tissue berserakan di lantai kamar setelah Zera selesai dengan ceritanya.

"Aku kotor, Sya. Aku kotor," ucap gadis itu menunduk.

"Enggak, ini bukan salah kamu, kok. Ini takdir, Ra," jawab Meisya sambil memeluk sahabatnya, berusaha menyalurkan kekuatan di hatinya.

Hening, Zera masih berusaha menenangkan dirinya sendiri. "Terus sekarang Reza dimana? Aku yakin dia pasti sekarang lagi nyariin kamu, kasian dia, Ra."

"Gue nggak peduli, dia udah ngambil kehormatan gue, lo pasti ngerti, 'kan gimana traumanya gue inget-inget kejadian itu?! Setiap gue lihat dia, gue inget gimana ekspresinya dia malem itu." Gadis itu kembali menangis.

"Bukankah dengan cara ini kalian bisa bersama? Ini, 'kan do'a yang kalian panjatkan di hari-hari sebelumnya?" Tidak ada jawaban. Benar juga, pikir gadis itu. Namun, jawaban ini membuatnya kecewa dan bertambah rasa sakit.

"Untuk mencapai sebuah puncak gunung tertinggi, kita harus melewati jalan yang curam dan beresiko untuk terjatuh."

🥀

Setelah kesana-kemari, akhirnya Reza menemukan ponsel milik Zera. Ia pun segera mengeceknya, di sana terlihat riwayat panggilan dan pesan-pesan dari kontak yang bertuliskan nama 'Humairah Aisyah'. Melihat hal itu, Reza mematung di tempatnya.

"Meisya?" lirihnya bertanya-tanya. Pria itu segera mencari kontak Airin dan menelponnya. Setelah beberapa saat, akhirnya panggilan tersambung.

"Halo, Ra," sapa seorang gadis di seberang sana.

"Rin, apa bener Meisya masih hidup?"

"Eh, Reza. Iya, Za, masih, emang kamu nggak tau?" Tanpa menjawab pertanyaan dari gadis itu, Reza sudah memutuskan sambungan teleponnya dan segera bergegas mencari jaket dan kunci motornya.

"Aku pasti bisa nemuin kamu, Ra."

🥀

"Aduh manis banget keponakannya Bang Iqbal," ucap Iqbal sambil mencubit pipi seorang bayi berusia satu tahun yang tengah ia gendong.

Monster Salju dan Bidadari SurgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang