Keira melangkah keluar dari area pemakaman.
Waktu berlalu seiring langkah kakinya yang tetap melaju tanpa tujuan.
Ia tak menyangka, kesedihannya justru bertambah setelah ia kembali ke negara kelahirannya.
Seandainya ia dulu tetap tinggal disini, mungkin ia takan pernah mengenal lelaki itu
Seandainya ia lebih dulu datang kesini, mungkin ia bisa bertemu dengan ayahnya untuk yg terakhir kali.
Dan juga kata seandainya lainnya, terus mengganggu pikirannya."Meeaww"
Sebuah suara menghentikan langkahnya.
"Meeaww"
Suara itu kembali terdengar. Keira celingukan mencari sumber suara.
"Meeaww"
Lagi-lagi suara itu terdengar saat akhirnya ia menemukan sebuah kotak atau tepatnya terlihat seperti sebuah kandang karena di dalamnya terdapat seekor kucing kecil.
"Kenapa ada anak kucing di pinggir jalan?" Tanya Keira pada dirinya sendiri.
Ia membungkuk meraih kandang yang dirias sedemikian rupa itu.
"Seperti kado" batin Keira menimang benda tersebut
"Meeaww"
Keira mengeluarkan anak kucing dari dalam kandangnya.
"Hello kucing manis" Sapa Keira mengarahkan wajah si kucing tepat di wajahnya
"Meeaww" si kucing mengeong seolah menjawab sapaan Keira
"Siapa sih yang tega ninggalin kamu disini, kamu kan lucu banget"
Keira menyentuhkan hidungnya dengan hidung si kucing, membuat kucing itu mengeong berkali-kali dan mencoba meraih pipi Keira dengan tangan mungilnya, sebagai respon dari perlakuan Keira.
"Aku tahu, kita senasib kan? Sama-sama malang dan juga sendiri. Huffhhh"
Keira menghela napas panjang.
" Yah begitulah, aku kembali kesini karena berharap bisa menjalani kehidupan baru bersama satu-satunya orang yang tersisa yg bisa kuharapkan."
Keira melanjutkan pembicaraan sepihak itu.
" Tapi kau tau apa yang kudapatkan? Ayahku telah pergi untuk selamanya. Sekarang aku benar-benar sendiri. Aku tak tahu apa yang harus aku lakukan"
Keira terdiam, seolah memikirkan sesuatu.
"Tidak, aku tak akan kembali kesana. Tidak jika lelaki brengsek itu masih hidup. Disini akan jauh lebih baik meskipun harus kulalui seorang diri" ujar Keira tersenyum getir
Kesedihan jelas tersirat di wajahnya, namun segera berganti dengan senyum tulus.
"Tunggu, aku tidak akan sendiri. Aku akan membawamu bersamaku dan kita akan selalu bersama"
Keira mengelus lembut punggung si kucing dan memeluknya.
"Sepertinya aku harus segera memberimu nama. Hmm, , bagaimana kalau Qyu. Kau suka?"
"Meeaww" Qyu mengibaskan ekornya.
"Oh baiklah, kita sepakat namamu Qyu. Qyu is my pet"
"Meaaww . . Meeaww" Qyu terus mengeong tanpa henti. Keira kembali memeluknya mencoba menenangkan.
"Jangan khawatir Qyu, kau tak akan sendirian lagi. Kita akan selalu bersama, saling mengisi satu sama lain. Kita buktikan kepada dunia yang sedang mencemooh kita, bahwa hidup kita akan jauh lebih baik tanpa manusia-manusia brengsek itu"
Keira menatap langit yang berwarna jingga, tersenyum menantang.
* * *
Dark Shadow
http://w.tt/1EnCtOJ