Sinar matahari menerobos masuk ke mataku yang tetutup.
Ini pasti sudah siang. Ahh aku masih ngantuk.
Kutarik selimutku yang sedikit melorot, menutupi tubuhku sampai pundak. Masih dengan mata tertutup.
Membalikkan tubuhku yang tadinya terlentang menjadi menyamping, memunggungi jendela.
Aku mencium wangi yang berbeda di bantalku. Bukan wangi feminim yang sering tercium saat aku tidur. Tapi yang tercium saat ini adalah wangi maskulin, seperti wangi pria.
Pria?
Aku ada dimana?Aku langsung terduduk dan mengedarkan pandanganku ke sekeliling ruangan yang terasa sangat familiar, tapi bukan kamarku.
Flasback
Ciuman Rei semakin intens namun tetap lembut. Perlahan tangan Kei memeluk punggung Rei, membuat Rei menghentikan aksinya dan beralih menatap Kei dalam dan tangannya ikut beralih ke punggung Kei, memeluknya.
Waktu seakan berhenti saat mata mereka saling menatap, menyelami seberapa dalamnya perasaan masing-masing yang mungkin saja terlihat di mata orang yang ada di depannya.
Rei mencium kedua mata Kei yang masih berair.
"Jangan nangis lagi, besok kita akan mencari Qyu" ucap Rei mengangkat tubuh Kei ke dalam pangkuannya, tanpa ada penolakan dari Kei meskipun juga tanpa respon.
Rei merebahkan tubuh Kei di atas kasur king size miliknya.
Meski Rei terkenal sering gonta-ganti pasangan, tapi tidak pernah ada satupun wanita yang memasuki apartemennya apalagi kamarnya. Jadi Kei adalah wanita pertama yang tidur di ranjangnya.
Rei menyelimuti tubuh Kei.
"Tidurlah, ini hari yang melelahkan untukmu. Besok semuanya akan lebih baik" ucap Rei mencium kening Kei lembut sebelum akhirnya keluar meninggalkan Kei sendiri.
Kei merasa ada sesuatu yang hilang dalam dirinya. Ia ingin Rei tetap memeluknya. Berada dalam pelukan Rei membuatnya merasa hangat.
Bahkan tadi dirinya tak mampu mengucapkan sepatah katapun, karena terlalu menikmati setiap sentuhan pria itu.
Kei meringkuk, memeluk tubuhnya sendiri seperti janin dalam rahim ibunya. Memejamkan matanya perlahan lalu tertidur.
Flashback end
Yah aku ingat sekarang, aku ada di kamar Rei. Dan kejadian tadi malam, dia memelukku dan menciumku berkali-kali tanpa ada penolakan sedikitpun dari tubuhku.
Aahh bumi telan aku sekarang
Bagaimana kalau tadi malam dia melakukan sesuatu yang tak senonoh pada tubuhku?
Mengingat tadi malam aku tertidur sangat pulas, dia bisa saja melakukan apapun yang diinginkannya. Bukankah dia memang menginginkan tubuhku?
Memikirkan kemungkinan itu terjadi, aku langsung memeriksa pakaianku.
Masih lengkap dengan jas Rei tersampir di bahuku.
Aku tidur begitu nyenyak, tapi kenapa jas ini masih tetap di bahuku seperti dilem.
Ini aneh.
Aku turun dari ranjang, masih mengenakan pakaian yang kupakai kemarin. Kulepaskan jas yang menempel di bahuku.
Kulangkahkan kaki keluar dari kamar. Wangi bunga lavender langsung mengusik indra penciumanku. Wangi yang selalu tercium saat aku memasuki ruangan ini.