Setelah 3 hari tidak masuk kerja karena cuti yang berujung sakit, akhirnya hari ini aku masuk kerja lagi. Walaupun sebenarnya kondisiku belum benar-benar fit. Tapi aku memaksakan diri untuk tetap masuk kerja.
"Dia tampan sekali, aah rasanya aku ingin pingsan setiap melihatnya"
"Iya kau benar, aku juga selalu ingin pingsan setiap melihatnya, apalagi tatapannya yang tajam itu. Aaahh kenapa ada manusia sesempurna itu"
"Dia memang sempurna, tapi sayang playboy. Selalu gonta-ganti kekasih"
"Aku tak peduli, aku rela menjadi kekasihnya walau hanya semalam"
"Eh tapi kenapa akhir-akhir ini Pak Rei selalu datang kesini. Memangnya dia mau menemui siapa ?"
"Pak Alex mungkin"
"Bukankah Pak Rei bisa menelponnya, tak perlu mendatanginya langsung"
"Itu artinya Pak Rei bos yang baik, bisa meluangkan waktu untuk menemui bawahannya"
"Oh Rei , kau benar-benar seperti malaikat"
STOP
Aku bisa gila mendengar celotehan mereka, tentang siapa? Pak Rei
Memangnya siapa Rei? Mereka selalu saja membicarakan orang itu. Tunggu, mereka bilang Bos?Oh iya aku ingat, kepala keamanan waktu itu menyebut nama Rei saat aku menanyakan ruangan CEO.
Jadi apa itu artinya nama CEO itu adalah Rei. Dan orang yang mereka bicarakan ini adalah orang yang sama. Mungkin begitu.Jika dulu aku tidak peduli dengan mereka yang selalu membicarakan seseorang bernama Rei, maka sekarang tidak. Tidak setelah aku tahu seperti apa sosok Rei yang mereka puja setengah mati itu. Aku benar-benar merasa risih mendengar celotehan mereka.
Jadi aku memutuskan untuk ke luar ruangan, berharap bisa menghirup udara segar sebelum waktu makan siang tiba."Kei" panggil seseorang. Aku membalikkan badan ke arah suara berasal.
Gio
"Hei Gi" sapaku ramah
"Hei, sedang apa disini?" Tanyanya
"Menunggu jam makan siang" jawabku
"Sudah ke ruangan Pak Alex?" Tanyanya lagi, membuatku mengerutkan kening.
"Kurasa dia tidak menyuruhku ke ruangannya"
"Mungkin hari ini dia lupa. Karena selama kamu tidak masuk, setiap hari dia selalu menanyakanmu. Dan meminta kami untuk langsung menyuruhmu ke ruangannya, kalo kamu masuk" ujar Gio menjelaskan
Aku manggut-manggut mendengarnya.
"Baiklah, kalo begitu aku ke ruangannya dulu"
* * *
Aku berjalan menuju ruangan CEO, lagi. Sebenarnya aku tak ingin ke ruangan itu, apalagi harus bertemu dengannya. Tapi aku tetaplah harus professional. Karena yang menyuruhku kesini adalah Pak Alex, atasanku. Walaupun dia juga melakukannya atas suruhan Rei. Ah menyebut namanya pun aku benar-benar malas. Jadi biarkan aku memanggilnya Rei, tanpa embel-embel Pak.
Memangnya mau apa dia memanggilku ke ruangannya? Sampai harus repot-repot menemui Pak Alex langsung.
Tunggu, tadi Pak Alex bilang Rei terlihat sedang menahan amarah. Apa jangan-jangan dia masih menyimn dendam padaku, gara-gara insiden malam Itu. Mungkin dia tidak terima aku menamparnya, tapi dia memang pantas mendapatkan itu.
Ah sudahlah, aku hanya akan bicara padanya jika itu menyangkut pekerjaan. Tekadku kuat.
Ini dia ruangannya.
Kulirik meja sekertaris yang terlihat kosong. Ah mungkin dia sedang makan siang, inikan sudah masuk jam makan siang. Itu artinya aku harus menghabiskan jam makan siangku di ruangan Rei. Tidak, aku perlu makan. Tadi aku tak sempat sarapan karena bangun kesiangan.Dan karena kondisi tubuhku belum benar-benar fit, jadi sekarang tubuhku terasa sangat lemas.