Semburan air mengguyur tubuhku, mengalirkan kesejukan ke setiap inci kulitku yang kepanasan.
Yah benar, tubuhku kepanasan karena pelukan tadi.
Aku harus mengutuk tangan ini yang merentang begitu saja, mengajak Rei terlibat dalam pelukan penyalur rindu antara aku dan Qyu.
Itu adalah pelukan pertamaku bersama Rei. Karena waktu itu Rei memelukku dalam keadaan setengah sadar, jadi itu tak kumasukkan ke dalam hitungan.
Rei memang bukan memelukku, melainkan memeluk Qyu. Tapi secara tidak langsung dia juga memelukku. Awalnya pelukan itu tak berpengaruh apapun pada tubuhku, tapi semakin lama tubuhku justru semakin terasa panas dan aku sadar itu karena pengaruh Rei. Bukankah aku sudah pernah bilang, pesona Rei selalu berdampak lain pada tubuhku.
Kuangkat pintu dengan sedikit kepayahan dan menggeserkannya ke sebelah kanan menampilkan Isi kamarku yang berantakan. Yah pintu kamar mandiku rusak, karena Rei sudah mendobraknya. Aku juga tidak menyangka dia senekat itu.
Kenapa pula dia harus datang disaat perasaanku kacau seperti tadi?
Dan lagi-lagi kehadiran Rei bisa membuat perasaanku yang benar-benar kacau menjadi tenang. Aku benci dengan kenyataan itu.Tapi setidaknya dengan kedatangan Rei yang merusak dua pintu rumahku sekaligus, itu bisa menyelamatkanku dari kemungkinan aku mati di kamar mandi hanya karena ketakutan melihat pria brengsek itu lagi. Aku tidak akan membahas tentang pria itu, karena hanya akan merusak mood-ku yang sudah membaik karena kehadiran Qyu.
Mengingat Qyu, aku jadi ingin segera memeluknya lagi.
Qyu sedang ikut bersama Rei berbelanja. Entah apa yang akan dibelinya aku tak tahu, hanya saja tadi dia bilang di kulkasku tidak ada bahan makanan yang bisa dimasak. Mungkin saja dia sedang belanja bahan makanan."Qyu panggil Kei, hari ini kita akan makan bersama"
Terdengar suara Rei dari luar rumah, untung aku sudah selesai berpakaian. Mengingat pintu kamarku yang tidak tertutup sempurna karena rusak, bisa saja dia mengintip.
"Meeaww" Qyu mengeong menuruti perintah Rei.
Sepertinya Qyu sudah menganggap Rei majikannya.
* * *
Aku sedang bermain bersama Qyu saat Rei keluar dari dapur dengan dua piring nasi goreng di tangannya. Celemek masih menempel di tubuhnya. Dengan penampilan seperti itupun dia masih terlihat tampan.
Kei sadar Kei
"Makanannya sudah siap" ucapnya menghentikan lamunanku.
Dia menyerahkan sepiring nasi goreng padaku dan duduk di kursi yang ada di sebelahku.
Tanpa ba-bi-bu lagi dia langsung menyantap nasi goreng buatannya itu.
"Kenapa tak dimakan?" Tanyanya kebingungan melihatku yang hanya menatap nasi gorengnya.
"Masak berjam-jam hanya menghasilkan nasi goreng." ejekku, berusaha menahan tawa.
Aku tahu dia berusaha membuat omelet, tapi gagal terus karena gosong ataupun lupa memasukkan garam. Aku sudah menawarkan untuk membantunya, tapi dia menolak dengan alasan
'Hari ini kau akan jadi ratu dan aku jadi pelayannya'"Sudahlah jangan meledekku terus, aku memang suka makan omelet tapi tak akan pernah mencoba untuk membuat omelet. Kapok aku," ujarnya memasukkan sesendok nasi goreng ke dalam mulutnya dengan sedikit sentakan. Membuatku tertawa melihat tingkahnya.
"Jangan tertawa, makan saja nasi gorengmu."
"Mmmhh, aku tak yakin nasi goreng ini akan cocok di mulutku," ujarku meletakkan piring yang tadi di tanganku ke atas meja.