Rei merentangkan kedua tangannya di depanku, menghalangi jalanku.
Apa orang ini gila?
Kenapa dia menghalangi jalanku?
Aaahhh aku sedang tidak ingin berurusan dengannya. Aku lelah ingin segera sampai ke rumah.Aku berjalan ke arah samping, berusaha menghindari rentangan tangannya. Tapi dia terus mengikutiku, menghalangi jalanku.
"Aku tak akan melepaskanmu, sebelum kau mengembalikan kucing milikku" ujarnya, membuatku kebingungan.
Aku yakin, orang ini benar-benar sudah gila. Bagaimana mungkin dia mengakui Qyu sebagai miliknya dan memintaku mengembalikannya. Ah yang benar saja, aku tidak akan menyerahkan Qyu pada siapapun, dia milikku.
"Bagaimana nona? Kau sudah siap berpisah dengan kucingmu?"
Pertanyaan bodoh apa itu? Bahkan dalam pikiran terliarku pun tidak pernah sedikitpun terlintas jika aku akan berpisah dengan Qyu.
"Haruskah aku tertawa dengan candaanmu ini?" Tanyaku sarkastik
"Aku sedang tidak bercanda, kucing itu memang milikku"
"Jangan gila kau, kucing ini milikku. Aku yang merawatnya sejak dia masih sangat kecil" bentakku habis kesabaran
"Kau memang yang merawatnya sejak kecil. Tapi akulah pemiliknya sebelum kau yang merawatnya" ujar Rei dengan percaya diri
Pemilik sebelumnya?
Apa maksudnya?
Qyu miĺikku, aku menemukannya saat dia terlantar. Jadi saat Itu dia bukan milik siapapun kan?"Mungkin kau takan percaya, tapi aku mempunyai buktinya" lanjut Rei membuatku hanya menatapnya, tak mampu mengucapkan sepatah katapun.
Aku benar-benar ketakutan.
Bukti apa yang dimaksudnya?Dia mengulurkan tangan ke arah Qyu yang ada di pangkuanku, memainkan kalung yang Qyu kenakan.
"Ini" kata Rei masih memainkan kalung Qyu.
"Kalung ini buktinya" lanjut Rei tersenyum licik
Dugg dugg dugg
Jantungku berdegup kencang tak beraturan.
Kalung ini dikenakan Qyu saat aku menemukannya tiga tahun lalu.
Deg
Apa itu artinya?
Tidakkkkkkkk
Aku merutuki kebodohanku karena mengenakan kalung itu pada Qyu tadi pagi, padahal Qyu sudah lama tak mengenakannyaTanpa kusadari Qyu sudah tak ada lagi di pangkuanku. Dia sudah ada dalam pangkuan Rei.
"Kembalikan kucingku"
Aku berteriak, berusaha merebut Qyu dari Rei namun dia terus menghindar."Aku sudah punya cukup bukti, jadi sekarang kucing ini milikku" ujarnya terus menghindariku.
Ini semua salahku karena terlalu fokus pada pikiranku sendiri, sampai tidak menyadari saat Rei mengambil Qyu dariku."Aku tidak mengambilnya darimu, aku menemukannya terlantar di pinggir jalan. Jadi dia bukan milik siapapun. Kembalikan Qyu" ujarku berusaha menahan air mataku agar tidak keluar
"Akhirnya kau mengakuinya, kau menemukannya kan?
Yah, waktu Itu aku memang membuangnya di pinggir jalan""Kau sudah membuangnya, jadi dia bukan lagi milik siapapun. Sekarang dia milikku" teriakku tanpa memperdulikan pandangan orang-orang yang ada di taman.
"Aku membuangnya bukan memberikannya, jadi aku bisa mendapatkannya kapanpun aku mau" ujarnya angkuh
"Meeaww Meeaww"
Suara Qyu terdengar pilu membuat hatiku tersayat.
"Qyu bukan barang yang bisa kau buang dan kau ambil sesukamu"
Pertahananku runtuh, air mata itu jatuh tanpa bisa kutahan lagi.
"Hiks, kenapa dulu kau membuangnya?" Tanyaku berusaha menahan tangisku
"Aku punya alasan kuat yang tak perlu kau tau" jawabnya
"Lalu kenapa sekarang kau mau mengambilnya dariku?" Tanyaku lagi
"Karena kurasa sekarang aku menginginkannya kembali" jawabnya dengan tatapan mengejek
"Dulu kucing itu memang milikmu, tapi sejak kau membuangnya kucing itu sudah menjadi milikku. Aku mohon, kembalikan dia padaku"
Aku menjatuhkan tubuhku, bersimpuh di bawah kaki Rei.
"Aku mohon jangan pisahkan aku dari Qyu"
"Mungkin kau bisa menukarnya dengan sesuatu yang jauh lebih berarti. Temui aku besok di ruanganku" ujar Rei meninggalkanku yang masih bersimpuh di jalanan.
"Qyuuuuuu" jeritku di tengah tangisanku
Qyu sudah pergi, aku berpisah dengan Qyu.
Aku tak pernah membayangkan akan seperti apa hidupku tanpa Qyu.
Qyu lah satu-satunya alasanku untuk tetap hidup.
Qyu yang membuatku berjuang untuk berdiri kembali setelah jatuh berkali-kali.
Qyu yang membuatku mampu melupakan rasa sakit yang kurasakan saat aku kehilangan, saat aku dikhianati. Dan saat aku merasa sudah tak dibutuhkan lagi, Qyu lah yang membuatku merasa dibutuhkan.
Tapi sekarang, Qyu sudah pergi. Dia direnggut paksa dariku.Qyu, kamu adalah pelangi yang datang setelah hujan badai
Sekarang hujan badai itu datang lagi, akankah aku menemukan kembali pelangiku setelah hujan badai itu reda?